Kasus Perampokan Paling Berdarah di Amerika Serikat
https://www.naviri.org/2018/09/kasus-perampokan-paling-berdarah.html
Naviri Magazine - Kasus-kasus perampokan sering kali diikuti dengan pembunuhan, ketika si pelaku kehilangan kesabaran dan merasa tidak bisa segera mendapatkan yang diinginkan. Dalam kasus perampokan bersenjata, tidak jarang korban berjatuhan. Kenyataan itulah yang terjadi dalam Pembantaian Wah Mee, sebutan untuk kasus perampokan paling berdarah yang pernah terjadi di Amerika Serikat.
Kasus itu terjadi pada 18 Februari 1983. Tiga orang pria, yaitu Kwan Fai "Willie" Mak, Wai-Chiu "Tony" Ng, dan Benjamin Ng, merampok sebuah kelab judi Wah Mee di Hotel Lousia, Chinatown-International District, Seattle. Perampokan itu berhasil membuat mereka memperoleh ribuan dolar.
Dalam proses perampokan tersebut, para pelaku menembak 14 orang di kepala, dari jarak dekat. Tiga belas orang di antaranya meninggal. Hanya satu orang yang selamat. Satu orang yang selamat bernama Wai Chin. Meski peluru telah menembus rahang dan tenggorokannya, Wai Chin, yang saat itu berusia 62 tahun, mampu bertahan dan merangkak keluar ruangan untuk mencari bantuan.
“Sama sekali tidak ada alasan bagi Wai Chin untuk selamat malam itu. Usianya sudah tidak muda lagi, dan ia amat lemah dan rapuh,” ucap jurnalis Todd Matthews yang meneliti kasus ini. "Selamatnya Wai Chin benar-benar sebuah keajaiban," tambahnya.
Berkat Wai Chin, polisi kemudian dapat mengejar para pelaku pembantaian. Ketiga pelaku lantas dihukum berat. Benjamin Ng dan Mak dipenjara seumur hidup. Sementara Tony Ng dipenjara selama 30 tahun.
Alasan Tony Ng mendapat hukuman paling ringan, karena keterlibatannya dalam pencurian itu didasari oleh ancaman Mak. Tony Ng pun mengaku, meski memegang senjata, ia tidak menembak satu pun orang di Wah Mee.