Ternyata, di Korea Utara Ada Sistem Kasta yang Mengerikan

Ternyata, di Korea Utara Ada Sistem Kasta yang Mengerikan

Naviri Magazine - Ketika Choi Min-jun berumur 14 tahun, dia terpilih untuk bergabung ke unit paling elite di tubuh militer Korea Utara, Komando Pengawal Tertinggi. Sekarang dia tinggal di di Korea Selatan dengan nama palsu, setelah memutuskan untuk membelot dan meninggalkan Korea Utara.

Baru-baru ini, ada kesempatan untuk melihat lebih dekat unit rahasia yang bertugas melindungi dinasti kerajaan Korea Utara. Ketika Kim Jong-un tiba di KTT dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, pada bulan April, sekelompok pengawal jangkung berseragam terekam berlari di samping limousin Mercedes-nya.

Mereka adalah bagian dari kelompok inti Komando Pengawal Tertinggi, unit paling elite dari kelompok-kelompok yang ada di puncak kekuasaan.

Choi Min-jun gagal menjadi anggota unit, karena postur badannya tidak cukup tinggi. Alasan yang lebih kuat sebenarnya bukan soal tinggi badan, dia tidak berasal dari kelas elite.

"Saya tidak dilahirkan di kelompok teratas masyarakat," kata Choi, "jadi, saya tidak akan bertugas menjadi pengawal pribadi Pemimpin Tertinggi. Saya ditugaskan di unit petempur."

Meskipun menyatakan diri sebagai negara sosialis, Korea Utara memiliki sistem kasta yang rumit dan kaku, yang mengelompokkan setiap orang berdasarkan keturunannya. Ini biasa disebut Songbun.

Situs NKNews mengartikan Songbun adalah membagi penduduk ke dalam beberapa kelompok, berdasarkan tindakan dan status keluarga ayah, saat zaman penjajahan Jepang dan Perang Korea. Songbun menentukan apakah seseorang diizinkan tinggal di ibu kota, pekerjaan yang diberikan, dan jenis pendidikan yang dapat diterima.

Yang lebih penting lagi, status Songbun tidak bisa diubah. Jika kakek Anda berperang melawan Jepang saat pendudukan Korea, maka Anda dipandang 'setia'. Jika Anda bekerja untuk penjajah Jepang, Anda adalah seorang 'musuh' dan status Anda akan berlaku selamanya.

Keluarga Choi sendiri adalah petani. Mereka tidak pernah bekerja untuk Jepang, tetapi juga tidak menentang mereka. Dan karena itulah Choi ditempatkan di unit petempur. Dengan status ini, ia masih dianggap 'setia'.

"Di Korea Utara, Anda dicuci otak sejak kecil," katanya. "Saya diajari bahwa keluarga Kim adalah dewa. Dan saya meyakininya.”

"Ketika Kim Il-sung menyampaikan pidato tahun barunya, dan mengatakan tahun ini kita harus menambang lebih banyak batu bara, saya mengatakan, 'Saya akan ke pertambangan!' Saya sebegitu naif dan setia kepada keluarga Kim."

Choi kemudian mengetahui keberadaan Komando Pengawal Tertinggi yang sejatinya dibentuk untuk melindungi keluarga Kim dari rakyatnya sendiri, bukan dari musuh asing.

"Bagi keluarga Kim, semua orang berpotensi menjadi musuh," katanya. “Militer Korea Utara, Kementerian Staf Umum, Kementerian Angkatan Bersenjata, mereka semua bisa menjadi musuh."

Choi dilatih untuk tidak mempercayai siapa pun, bahkan orang tuanya sendiri. Kecurigaan yang tak berdasar di keluarga Kim makin besar, dan ini diikuti dengan penambahan jumlah personel pasukan keamanan pribadi.

"Ketika keluarga Kim menyaksikan runtuhnya blok Timur dan Uni Soviet, mereka kaget," katanya. "Mereka menambah jumlah anggota Komando Pengawal Tertinggi. Sekarang anggotanya hampir 120.000 tentara."

Seperti keluarga kerajaan abad pertengahan, rezim Kim iri terhadap kekuasaan musuh-musuhnya di dunia. Dan seperti banyak keluarga kerajaan lainnya, mereka kadang-kadang membunuh untuk melindungi posisi mereka.

Baca juga: Fakta di Balik Orang-orang Asing yang Ditahan di Korea Utara

Related

World's Fact 416773297186073382

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item