Mengapa Banyak Film Bagus yang Tidak Dibuat Sekuelnya?
https://www.naviri.org/2018/09/film-bagus-yang-tidak-dibuat-sekuel.html
Naviri Magazine - Di industri film, khususnya di Hollywood, sekuel film bisa dibilang hal biasa, karena banyak sekali film yang memiliki sekuel. Biasanya, kalau sebuah film mengalami kesuksesan, apalagi jika film itu benar-benar bagus, maka akan dibuat sekuelnya.
Bagi para pembuat film, membuat sekuel sangat menarik, karena memiliki risiko lebih kecil karena mereka tinggal mengembangkan dan melanjutkan cerita yang telah terbukti sukses secara finansial, dibandingkan membuat cerita dan universe baru yang belum diketahui apakah akan disukai atau tidak.
Namun demikian, beberapa film yang sebetulnya bagus dan sukses tampaknya belum beruntung untuk mendapatkan sekuel, sehingga sampai saat ini film tersebut harus puas untuk hanya sekadar menjadi sebuah film biasa, dan tidak pernah menjadi trilogi atau franchise panjang seperti film sejenisnya.
Kesuksesan sebuah film bisa diukur dari banyak faktor. Pertama adalah faktor finansial, yang melibatkan perbandingan antara biaya pembuatan vs pendapatan. Sebagai contoh, film Deadpool (2016), dibuat dengan biaya $58 juta dolar, namun menghasilkan pemasukan lebih dari $700 juta dolar.
Kesuksesan sebuah film juga diukur dari rating dan review penonton dan kritikus, jangka waktu keberlangsungan franchise film, serta seberapa jauh film tersebut mampu mengangkat storyline secara keseluruhan jika film tersebut bergabung di satu universe dengan film lainnya.
Contoh untuk hal ini adalah Batman v Superman yang memiliki kritik buruk, namun cukup sukses membuka jalan cerita DCEU secara keseluruhan, dengan terkuaknya hubungan Lex Luthor dengan Steppenwolf, serta titik awal Batman dan Wonder Woman mulai membentuk Justice League.
Sayangnya, faktor-faktor tersebut juga tidak menjamin akan adanya pembuatan sekuel sebuah film. Banyak faktor lain yang menyebabkan sekuel sebuah film tidak pernah dibuat, atau setidaknya belum pernah dibuat sampai sekarang. Berikut ini adalah fakta dan alasan di baliknya.
Ide lanjutan cerita kurang bagus
Faktor satu ini cukup banyak terjadi di beberapa film. Misalnya Forrest Gump (1994). Setelah kesuksesan film ini, sebuah sekuel telah direncanakan dan bahkan telah masuk ke tahap development.
Namun, Tom Hanks sendiri yang mengatakan bahwa dengan ide cerita yang tadinya akan mengisahkan perjalanan Gump ke event-event ikonik di periode 80-90an hanya akan mengulang metode di film pertama. Dengan kata lain, membuat sekuel film itu hanya akan percuma.
Para pemain di film sudah tak lengkap
Mungkin ini menjadi faktor yang paling banyak melatarbelakangi kegagalan pembuatan sekuel. Banyak cast atau pemeran yang tidak bisa kembali disebabkan karena meninggal, sehingga dirasa tidak pantas atau tidak akan sama, apabila dibuat sekuelnya.
Selain itu, juga banyak aktor/aktris yang menolak untuk kembali dengan berbagai alasan, mulai dari honor, ketidaksukaan terhadap ide cerita lanjutan, atau karena merasa tidak sanggup lagi berakting atau melakukan aksi-aksi sebagai karakter yang diperankannya di film pertama.
Jangka waktu terlalu lama
Karir sebagai sutradara, produser, atau aktor, di industri perfilman umumnya sangat padat. Waktu mereka tersita untuk proyek-proyek yang masuk list, dari waktu ke waktu. Permasalahan jadwal yang tidak match di antara mereka bisa menjadikan sekuel film yang mereka kerjakan menjadi mundur hingga waktu yang tidak ditentukan.
Sebuah sekuel kadang tidak selamat dari faktor ini. Contohnya Percy Jackson. Karena proses pembuatan yang terlalu lama, usia para pemain tentu sudah bertambah, dan rata-rata usia mereka sudah di akhir 20-an, sementara cerita originalnya adalah anak-anak yang seharusnya masih berusia awal 20-an.
Pun demikian, beberapa film seperti contoh di atas juga bisa selamat dari faktor ini.
Baca juga: Fakta di Balik Fenomena Remake Film di Hollywood