Menengok Kehidupan Bumi Sebelum Ada Manusia
https://www.naviri.org/2018/09/bumi-sebelum-ada-manusia.html
Naviri Magazine - Bumi telah ada jauh-jauh hari sebelum ada manusia yang menjadi penghuninya. Bahkan, bumi telah terbentuk sebelum ada nakhluk-makhluk lain semisal hewan dan tumbuhan. Kenyataan itu bisa ditelusuri melalui fosil-fosil yang ditemukan, terkait fosil manusia, fosil hewan, dan fosil tumbuhan, yang dibandingkan dengan usia bebatuan tertentu di bumi.
Bagaimanakah wujud bumi ketika kehidupan belum ada di dalamnya? Bagaimana bumi bisa mewujud seperti yang sekarang kita kenal, dengan berbagai wilayah kehidupan, serta aneka makhluk hidup di dalamnya?
Dalam sejarah pelanet bumi, perubahan-perubahan bentuk fisiografis dan iklim selama pembentukannya terjadi dalam proses yang sangat besar. Perubahan-perubahan tersebut menjadi yang paling ekstrem selama seribu tahun pertama terbentuknya bumi, sebelum biosfir terbentuk di permukaan bumi.
Relik-relik tumbuhan dan binatang yang telah menjadi fosil di permukaan kerak bumi, yang pada zaman geologis berada di atas permukaan bumi sebelum munculnya manusia, menunjukkan bahwa daerah-daerah yang sekarang bersuhu dingin dahulunya memiliki iklim tropis.
Terdapat beberapa penjelasan mengenai perubahan-perubahan iklim yang terjadi ketika bumi pertama terbentuk hingga sekarang. Pendapat yang mendekati fakta yang ada saat ini adalah bahwa sumbu bola bumi melengkung tajam, dan wilayah yang kini menjadi kutub utara dan selatan dahulu berada di dekat ekuator.
Penjelasan lain menyebutkan bahwa benua-benua yang ada sekarang telah mengalami pergeseran, dan bergerak melintasi permukaan bumi seperti kayu-kayu yang bergerak di sepanjang rawa, bukan seperti batu yang diam di satu tempat.
Pandangan mengenai fosil-fosil tumbuhan dan hewan tropis yang ada di wilayah non-tropis merupakan sebuah permasalah pada zaman geologis yang sudah ada selama jutaan tahun, sebelum munculnya hominid (yang sekarang kita kenal dengan manusia dan primata) pertama.
Kemunculan hominid di lapisan kehidupan bersamaan dengan perubahan iklim di bumi merupakan serangkaian periode glasial yang bergantian dengan proses mencairnya lapisan es selama zaman pleistosin, berlangsung kurang lebih dua juta tahun terakhir.
Selama periode glasial, permukaan bumi tidak seluruhnya tertutup oleh lapisan es, tampaknya sebagian besar wilayah yang tertutup hanya di bagian dua kutub dunia saja, dengan beberapa bagian di wilayah pegunungan tinggi dekat ekuator.
Terbentuknya es di beberapa wilayah membuat volume air laut turun cukup drastis di seluruh wilayah bumi. Terbentuk wilayah-wilayah baru akibat dari merosotnya volume air laut tersebut. Selain itu, daratan baru yang muncul membuat manusia dan hewan melakukan perjalanan darat mencari wilayah baru, mengingat perjalanan melalui jalur laut belum ditemukan.
Baca juga: Sumber Segala Masalah di Bumi adalah Manusia