Kisah Atlantis dan Misteri Kehancurannya (Bagian 3)
https://www.naviri.org/2018/09/atlantis-page-3.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Atlantis dan Misteri Kehancurannya - Bagian 2). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Hanya sedikit orang yang mendengarkan bahasa lumba-lumba. Saya sering berenang bersama mereka, mengelus mereka, bermain-main dengan mereka, serta mendengarkan nasihat mereka. Kami sering bertukar pikiran melalui telepati. Energi mereka membuat saya penuh vitalitas sekaligus memberi kekuatan.
Saya dapat berjalan-jalan sesuai keinginan hati. Misalnya jika ingin pergi ke padang luas yang jauh jaraknya, saya memejamkan mata dan memusatkan pikiran pada tempat tersebut. Akan ada suatu suara “wuung” yang ringan, lalu saya membuka mata, dan sudah berada di tempat itu.
Saya paling suka bersama dengan Unicorn. Mereka sama seperti kuda, makan rumput di padang belantara. Unicorn memiliki sebuah tanduk di kepalanya. Sama seperti ikan lumba-lumba, kami kontak lewat hubungan telepati. Secara relatif, pikiran Unicorn sangat polos. Kami acap kali bertukar pikiran, misalnya, “Aku ingin berlari cepat.” Unicorn akan menjawab, “Baiklah.”
Kami lari bersama, rambut kami berterbangan tertiup angin. Jiwa mereka begitu tenang, damai menimbulkan rasa hormat. Unicorn tidak pernah melukai siapa pun, apalagi mempunyai pikiran atau maksud jahat. Ketika menemui tantangan sekalipun, akan tetap demikian.
Saya sering kali merasa sedih dengan orang zaman sekarang, sebab sama sekali tidak percaya dengan keberadaan hewan ini (Unicorn). Ada seorang pembina jiwa mengatakan kepadak saya, “Saat kondisi dunia kembali pada keseimbangan dan keharmonisan, semua orang saling menerima, saling mencintai, saat itu Unicorn akan kembali”.
Lingkungan yang indah permai
Di timur laut Atlantis, terdapat sebidang padang rumput yang sangat luas. Padang rumput itu menyebarkan aroma wangi yang lembut, dan saya suka duduk bermeditasi di sana. Aromanya begitu hangat. Kegunaan bunga segar sangat banyak, maka ditanam secara luas.
Misalnya, bunga berwarna biru dan putih ditanam bersama, itu bukan saja sangat menggoda secara visual, tapi juga dibutuhkan untuk efektivitas getaran. Padang rumput dirawat oleh orang yang mendapat latihan khusus dan berkualitas tinggi, serta kaya pengetahuan. “Ahli ramuan” mulai merawat mereka sejak tunas, kemudian memetik dan mengekstrak sari pati kehidupannya.
Di lingkungan kerja di Atlantis, jarang ada yang berposisi rendah. Serendah apa pun pekerjaannya, tetap dipandang sebagai anggota penting di dalam masyarakat kami. Masyarakat terbiasa menghormati dan memuji kemampuan orang lain.
Yang menanam buah, sayur-mayur, dan penanam jenis kacang-kacangan, juga hidup di timur laut. Sebagian besar adalah ahli botani, ahli gizi, dan pakar makanan lainnya. Mereka bertanggung jawab menyediakan makanan bagi segenap peradaban kami.
Sebagian besar orang ditetapkan sebagai pekerja fisik, misalnya tukang kebun dan tukang bangunan. Hal itu membuat kondisi tubuh mereka tetap stabil. Sebagian kecil dari mereka mempunyai kecerdasan, pengaturan pekerjaan disesuaikan dengan tingkat perkembangan kecerdasan mereka.
Orang Atlantis menganggap bahwa pekerjaan fisik lebih bermanfaat, karena membuat emosi (perasaan) mereka mendapat keseimbangan. Marah dan suasana hati saat depresi dapat diarahkan secara konstruktif, lagi pula tubuh manusia terlahir untuk pekerjaan fisik, hal tersebut telah dibuktikan.
Namun, selalu ada pengecualian, misalnya lelaki yang kewanitaan atau sebaliknya. Pada akhirnya, orang pintar akan membimbing orang-orang ini bekerja sesuai dengan kondisi mereka. Setiap orang akan menuju ke kecerdasan, berperan sebagai tokoh sendiri, semua merupakan hal yang paling mendasar.
Seluruh kehidupan Atlantis merupakan himpunan keharmonisan yang tak terikat secara universal bagi tumbuh-tumbuhan, mineral, hewan, dan sayur-mayur. Setiap orang merupakan partikel bagiannya, setiap orang tahu, bahwa pengabdian mereka sangat dibutuhkan.
Di Atlantis tidak ada sistem keuangan, hanya ada aktivitas perdagangan. Kami tidak pernah membawa dompet atau kunci dan sejenisnya. Jarang ada keserakahan atau kedengkian, yang ada hanya kebulatan tekad.
Teknologi yang tinggi
Di Atlantis, ada sarana terbang yang modelnya mirip “piring terbang” (UFO). Mereka menggunakan medan magnet untuk mengendalikan energi perputaran dan pendaratan, sarana jenis ini biasa digunakan untuk perjalanan jarak jauh.
Perjalanan jarak pendek hanya menggunakan katrol yang dapat ditumpangi dua orang. Alat itu mempunyai sebuah mesin yang mirip kapal hidrofoil, prinsip kerjanya sama dengan alat terbang, juga menggunakan medan energi magnet.
Yang lainnya, seperti makanan, komoditas rumah tangga, atau barang-barang yang berukuran besar, diangkut dengan cara yang sama menggunakan alat angkut besar yang disebut Subbers.
Atlantis adalah sebuah peradaban yang sangat besar, kami berkomunikasi menggunakan kapal untuk menyiarkan berita ke berbagai daerah. Sebagian besar informasi diterima oleh “orang pintar” melalui respons batin. Mereka memiliki kemampuan menerima dengan cara yang istimewa, mirip stasiun satelit penerima, dan sangat akurat.
Maka, pekerjaan mereka adalah duduk dan menerima informasi yang disalurkan dari tempat lain. Sebenarnya, dalam pekerjaan, cara saya mengoperasikan kristal besar, juga dikerjakan melalui hati.
Pengobatan yang maju
Dalam peradaban ini, tidak ada penyakit yang parah. Metode pengobatan yang digunakan, semuanya menggunakan kristal, warna, musik, wewangian, dan paduan ramuan, dengan mengembangkan efektivitas pengobatan secara keseluruhan.
Pusat pengobatan adalah sebuah tempat yang banyak kamarnya. Saat penderita masuk, sebuah warna akan dicatat di tembok. Lalu pasien diarahkan ke sebuah kamar khusus untuk menentukan pengobatan. Di kamar pertama, asisten yang terlatih dan berpengetahuan luas tentang pengobatan akan mendeteksi frekuensi getaran pada tubuh pasien.
Informasi dialihkan ke kamar lainnya. Di kamar tersebut, sang pasien akan berbaring di atas granit yang datar, sedangkan asisten lainnya akan mengatur rancangan pengobatan yang sesuai.
Setelah itu, kamar akan dipenuhi musik terapi, kristal khusus akan diletakkan di kamar pasien. Seluruh kamar penuh wewangian yang lembut, terakhir akan tampak sebuah warna. Selanjutnya, pasien diminta merenung, agar energi pengobatan meresap ke dalam tubuh. Dengan demikian, semua indra yang ada akan sehat kembali.
“Warna” menyembuhkan indra penglihatan, “aroma tumbuh-tumbuhan” menyembuhkan indra penciuman, “musik yang merdu” menyembuhkan indra pendengaran, dan “air murni” menyembuhkan indra perasa.
Baca lanjutannya: Kisah Atlantis dan Misteri Kehancurannya (Bagian 4)