Kisah Atlantis dan Misteri Kehancurannya (Bagian 1)
https://www.naviri.org/2018/09/atlantis-page-1.html
Naviri Magazine - Mitos tentang peradaban Atlantis pertama kali dicetuskan oleh seorang filsuf Yunani kuno, bernama Plato (427-347 SM), dalam buku Critias dan Timaeus.
Dalam buku Timaeus, Plato menceritakan bahwa di hadapan selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar. Dari sana, kita dapat pergi ke pulau lainnya. Di depan pulau-pulau itu adalah daratan yang dikelilingi laut samudera, dan itulah Kerajaan Atlantis.
Ketika itu, Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena. Namun, di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir. Tidak sampai sehari semalam, Atlantis tenggelam ke dasar laut. Negara besar yang melampaui peradaban tinggi itu lenyap dalam semalam.
Di bagian lain pada buku Critias, adik sepupu Critias mengisahkan tentang Atlantis. Critias adalah murid filsuf Socrates. Tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog. Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe, moyang lelaki Critias, sedangkan Joepe mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama Solon (639-559 SM).
Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 filsuf bijak Yunani kuno. Suatu kali, ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur ia mengetahui legenda Atlantis.
Garis besar kisah pada buku tersebut, ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya. Istananya dikelilingi tembok emas dan dipagari dinding perak. Dinding dalam istana bertatahkan emas, cemerlang, dan megah.
Di sana, tingkat perkembangan peradabannya memukau semua orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaan mereka tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat, tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.
Jika dibaca dari sepenggal kisah di atas, kita akan berpikir bahwa Atlantis merupakan peradaban yang sangat memukau. Dengan teknologi dan ilmu pengetahuan pada waktu itu sudah menjadikannya sebuah bangsa yang besar, dan mempunyai kehidupan yang makmur.
Tetapi, apakah itu hanya cerita pengantar tidur pada zaman Plato, atau memang Plato mempunyai bukti-bukti kuat dan otentik bahwa Atlantis benar-benar ada dalam kehidupan?
Terdapat beberapa catatan tentang usaha para ilmuwan dan orang-orang dalam pencarian untuk membuktikan bahwa Atlantis benar-benar pernah ada. Menurut perhitungan versi Plato, waktu tenggelamnya Atlantis kurang lebih 11.150 tahun yang silam.
Plato beberapa kali mengatakan, Kerajaan Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir, meminta petunjuk biksu dan rahib terkenal setempat waktu itu. Guru Plato, yaitu Socrates, juga membicarakan Kerajaan Atlantis dan menekankan hal itu nyata.
Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000 tahun silam manusia sudah menciptakan peradaban tinggi. Namun, di manakah kerajaan Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam, orang-orang menaruh minat yang sangat besar terhadap hal ini.
Hingga abad ke-20, sejak tahun 1960-an, di laut Bermuda yang terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan Florida, pernah berturut-turut diketemukan keajaiban yang menggemparkan dunia.
Suatu hari di tahun 1968, Kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di gugusan Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang terang, tembus pandang hingga ke dasar laut. Beberapa penyelam, yang dalam perjalanan kembali ke Kepulauan Bimini, tiba-tiba menjerit kaget. Di dasar laut ada sebuah jalan besar!
Beberapa penyelam secara bersamaan terjun ke bawah, ternyata memang ada sebuah jalan besar membentang tersusun dari batu raksasa. Itu adalah sebuah jalan besar yang dibangun menggunakan batu persegi panjang dan poligon, besar kecilnya batu dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah itu merupakan jalan dari Kerajaan Atlantis?
Awal tahun ‘70-an, di sekitar Kepulauan Yasuel Samudera Atlantik, sekelompok peneliti telah mengambil inti karang dengan mengebor pada kedalaman 800 meter di dasar laut. Atas ungkapan ilmiah, tempat itu benar-benar sebuah daratan pada 12.000 tahun silam.
Kesimpulan yang ditarik atas dasar teknologi ilmu pengetahuan begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato. Namun, apakah di situ tempat tenggelamnya Kerajaan Atlantis?
Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet membuat 8 lembar foto, yang jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia. Apakah itu dibangun orang Atlantis?
Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis, dengan peranti instrumen yang sangat canggih, menemukan piramida di dasar laut Bermuda. Panjang piramida sekitar 300 meter, tinggi sekitar 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir.
Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang. Piramida besar itu, apakah dibangun orang-orang Atlantis?
Pasukan Kerajaan Atlan pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban piramida ke Mesir? Di benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir, atau berasal dari Kerajaan Atlantis?
Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut “segitiga maut”. Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai, dan lain-lain.
Mereka berdua mengatakan mutlak percaya terhadap apa yang mereka temukan itu adalah Atlantis seperti yang dilukiskan oleh Plato. Benarkah itu?
Yang lebih menghebohkan lagi adalah penelitian yang dilakukan oleh Aryso Santos, seorang ilmuwan asal Brazil. Santos menegaskan bahwa Atlantis adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia.
Dalam penelitiannya selama 30 tahun, yang ditulis dalam buku “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization”, dia menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis adalah Indonesia.
Baca lanjutannya: Kisah Atlantis dan Misteri Kehancurannya (Bagian 2)