Ilmuwan Menemukan Ancaman Mengerikan di Bawah Es Arktik
https://www.naviri.org/2018/09/ancaman-mengerikan-di-arktik.html
Naviri Magazine - Arktik adalah kawasan yang hanya berisi hamparan salju sangat luas, yang merupakan bagian bumi yang menyimpan air dalam jumlah besar. Air di Arktik tersebut membeku dalam bentuk salju, dan kenyataan itu merupakan anugerah. Karena, jika salju atau es di Arktik sampai mencair, dampaknya bisa memunculkan banjir yang luar biasa besar.
Yang menjadi masalah, para ilmuwan menemukan sesuatu yang sangat mengkhawatirkan di bawah es Arktik. Penelitian terbaru yang diterbitkan di Science Advances menemukan bukti adanya sekumpulan air panas di bawah Samudra Arktik, yang mungkin menembus ke wilayah kutub, dan mengancam es beku di atasnya.
“Kami mendokumentasikan pemanasan laut yang luar biasa di salah satu cekungan utama di Samudra Arktik, cekungan Kanada,” ujar ahli kelautan, Mary-Louise Timmerman, dari Universitas Yale.
Timmerman dan timnya meninjau kembali data suhu di Cekungan Kanada, dalam 30 tahun terakhir. Mereka menemukan bahwa selama 1987 hingga 2017, suhu air di bagian yang paling hangat telah meningkat menjadi dua kali lipat, selama periode tersebut.
Kondisi ini sebenarnya sudah lama terjadi, hanya saja para ilmuwan mengkhawatirkan pemanasan yang begitu cepat pada bagian hangat di cekungan tersebut.
Menurut para peneliti, air hangat yang berada di bawah telah "mengarsipkan" panas, karena pemanasan permukaan air laut Chukchi utara oleh matahari yang kemudian disalurkan ke cekungan Kanada.
Es laut yang berada di laut Chukchi meleleh oleh paparan sinar matahari, yang kemudian tertiup oleh Beaufort Gyre, atau angin Arktik yang mendorong ke arah utara. Air panas yang bergerak ke arah Arktik kemudian turun ke bawah lapisan yang lebih dingin, di cekungan Kanada. Air hangat yang berada di bawah permukaan inilah yang bisa menimbulkan ancaman.
Dengan jumlah yang ada, para peneliti memperingatkan bahwa kondisi ini bisa menjadi "bom waktu".
"Panas itu tidak akan hilang. (Panas) akan muncul ke permukaan, dan akan berdampak pada es," ungkap John Toole dari Woods Hole Oceanographic Institution kepada CBC, dikutip dari Science Alert.
Sampai saat ini, para peneliti berpendapat belum ada ancaman yang secara langsung dapat berdampak pada es Arktik. Angin kencang yang mencampurkan lapisan air hangat dan dingin pun sampai saat ini belum memberikan dampak langsung.
"Masih harus dilihat bagaimana kelanjutan cairnya es laut akan secara mendasar mengubah struktur kolom air dan dinamika. Di tahun-tahun mendatang, kelebihan panas akan menimbulkan peningkatan panas ke atas, dan menciptakan efek gabungan pada sistem dengan memperlambat pertumbuhan es laut musim dingin,” ujar penulis dalam makalah mereka.
Kendati demikian, banyak peninjauan yang diperlukan untuk menghitung seberapa serius situasi ini. Para peneliti tidak dapat menyangkal bahwa kondisi ini adalah awal dari masalah yang jauh lebih besar di masa depan.
"Kami melihat semakin banyak air yang terpapar, ketika es laut bergerak di musim panas. Sedangkan matahari memanaskan samudra secara langsung, karena tidak lagi tertutup oleh es laut," pungkas Timmermans.
Baca juga: Selain Plastik, Puntung Rokok Juga Merusak Lingkungan