Terungkapnya Misteri Makhluk Aneh Berusia 558 Juta Tahun
https://www.naviri.org/2018/09/Dickinsonia.html
Naviri Magazine - Salah satu penemuan arkeologi yang membingungkan ilmuwan selama bertahun-tahun adalah sesosok makhluk aneh dan misterius yang disebut Dickinsonia, yang usianya diperkirakan setengah miliah tahun. Karena wujudnya yang misterius, para ahli saling berdebat mengenai makhluk apa itu sebenarnya.
Belakangan, makhluk misterius yang hidup lebih dari setengah miliar tahun lalu itu dikonfirmasi sebagai hewan. Molekul lemak yang masih terkandung dalam fosil berusia 558 juta tahun menjadi petunjuk penting, dan akhirnya menghentikan perdebatan tentang identitas Dickinsonia.
Dickinsonia merupakan genus fosil ikonik dari biota Ediacaran. Umumnya, Dickinsonia berbentuk oval berusuk simetris bilateral.
Sebelum ledakan Kambrium 541 juta tahun yang lalu, kehidupan binatang modern seperti trilobita, spons, cacing, dan moluska, masih sedikit. Meski begitu, saat itu tetap ada kehidupan. Ahli menegaskan, mereka memiliki bukti kuat dari fosil sekelompok makhluk misterius yang dikenal sebagai biota Ediacaran, termasuk di dalamnya Dickinsonia.
Genus Dickinsonia pertama kali dideskripsikan pada 1947. Sejak saat itu, para ahli terus memperdebatkan identitasnya sampai saat ini, setidaknya sudah lebih dari 70 tahun.
Makhluk ini memiliki panjang hingga 1,4 meter, bertubuh pipih dengan bentuk oval, dan memiliki ruas-ruas seperti garis. Ciri-ciri tersebut tidak ditemukan ada pada makhluk hidup modern.
Menjadi teka-teki yang sulit terpecahkan, tak heran jika muncul banyak asumsi dari para ahli. Ada yang menyebut makhluk ini termasuk alga, protozoa, lumut, koloni bakteri, ubur-ubur, karang, cacing, atau sejenis jamur.
Namun, penelitian kolesterol yang diambil dari fosil Dickinsonia asal Rusia mengonfirmasi bahwa makhluk ini adalah hewan.
"Molekul lemak fosil yang kami temukan membuktikan bahwa hewan itu besar, dan dapat dengan mudah ditemukan di mana saja pada 558 juta tahun lalu, jutaan tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya," kara Jochen Brock dari Australian National University (ANU) dilansir Science Alert.
Sulitnya mengidentifikasi Dickinsonia atau fosil aneh lainnya dari genus Ediacaran, terbentur pada material organik fosil yang kualitasnya terus menurun seiring berjalannya waktu. Terbentang jarak 558 juta tahun, tak mengherankan bila petunjuk hancur.
Beruntung, tim dari ANU mengetahui bahwa ada fosil Dickinsonia yang disimpan di Rusia. Setelah diselidiki, beberapa Dickinsonia dari Rusia terawetkan dengan baik dan masih menyimpan sisa material organik di dalamnya.
"Saya naik helikopter untuk sampai ke bagian dunia yang sangat terpencil. Di rumah beruang dan nyamuk itu, saya mendapatkan fosil Dickinsonia dengan material organik yang masih utuh," ujar ahli biogekimia, Ilya Bobrovskiy dari ANU.
"Fosil-fosil ini ada di tengah-tengah tebing Laut Putih, yang tingginya 60 sampai 100 meter. Saya hanya mengandalkan tali yang diikat di tepi tebing, dan menggali blok batu pasir berukuran besar, membawanya turun, mencuci batu pasir berkali-kali, sampai saya menemukan fosil yang saya cari," ujar Ilya mengenang perjuangnya.
Pada akhirnya, semua jerih payahnya dan tim tak sia-sia.
Dalam laporan yang terbit di jurnal Science, tim mengambil sampel lapisan tipis material organik yang ada di fosil, serta lapisan sedimen yang berdekatan, untuk mengendalikan biomarker yang mungkin telah menyebar ke sekitarnya.
Sedimen di sekitarnya mengandung bahan karbon yang berkaitan dengan ganggang hijau. Tetapi bahan organik kolesteroid secara nyata masih tertinggal di fosil, dan merupakan senyawa penting untuk struktur membran sel hewan.
"Fosil molekuler secara tegas menempatkan Dickinsonia dalam kerajaan hewan, dan menetapkan Dickinsonia sebagai hewan makroskopik tertua yang menurut catatan fosil berusia 558 juta tahun, sedikit lebih tua dari Zimnie Gory yang hidup 555 juta tahun lalu," tulis para ahli dalam laporannya.
Baca juga: Manfaat Penting di Balik Pembusukan Bangkai Hewan Bagi Bumi