5 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Terdampar di Tengah Laut
https://www.naviri.org/2018/09/5-hal-yang-harus-diperhatikan-saat-terdampar-di-tengah-laut.html
Naviri Magazine - Sarana transportasi laut, yaitu kapal, tidak selamanya aman, sebagaimana sarana transportasi darat maupun udara. Selalu ada kemungkinan masalah muncul, dan kecelakaan tak terelakkan.
Meski kita berharap semoga dijauhkan dari pengalaman semacam itu, namun ada baiknya pula kita tahu apa saja yang harus dilakukan jika sewaktu-waktu mengalami masalah di lautan.
Andaikan saja kapal yang kita tumpangi mengalami masalah, dan para penumpang tercerai-berai serta tercebur ke tengah lautan, apa yang harus dilakukan?
1. Perhatikan air untuk minum
Air adalah sumber yang paling penting untuk bertahan hidup, bahkan lebih penting dari makanan. Manusia sanggup hidup tanpa makanan sampai 40 hari, tapi kita hanya bisa bertahan 4 sampai enam hari tanpa air.
Karena air garam tidak bisa memuaskan dahaga, orang yang terjebak di laut biasanya mengandalkan air hujan atau embun.
Beberapa orang mungkin bisa bertahan dengan meminum air garam dalam jumlah yang sedikit. Seorang ilmuwan Perancis, bernama Alain Bombard, juga pernah mencobanya meski eksperimennya gagal diulangi. Ia memperingatkan, cara ini mungkin tidak bisa dilakukan semua orang.
Ketika Anda meminum air garam dari laut, Anda memasukkan garam dalam jumlah lebih dari yang dibutuhkan oleh tubuh. Akibatnya, tubuh akan membutuhkan lebih banyak air untuk membuang garam berlebih, dan membuat dehidrasi.
2. Cari naungan untuk berteduh
Naungan (shelter) sangat penting untuk melindungi tubuh dari teriknya sinar matahari di tengah laut.
Kenapa harus terlindung dari sinar matahari? Agar minimal tidak ada penguapan, tidak ada air yang keluar dari dalam tubuh.
Dalam kondisi kekurangan air, kebutuhan untuk menurunkan suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat akan menambah stres pada fisiologi kita. Semakin lama kita bisa menyimpan air di dalam tubuh, maka kemungkinan untuk bertahan hidup pun semakin besar.
Tapi bagaimana jika tidak ada naungan?
Apabila tidak ada shelter atau tempat berlindung, minimal badan harus selalu basah. Itu akan mengurangi penguapan dari tubuh.
3. Kenali bahaya dan letak pulau terdekat
Saat terjebak di tengah laut, kita perlu mengenali hewan apa yang bisa mengancam hidup kita. Di perairan dalam, bahaya terbesar biasanya berupa hiu.
Sebelum melakukan penyelaman di perairan dalam, penyelam biasanya melumuri badan mereka dengan cairan pengusir hiu atau shark repellent. Jika cairan ini tidak tersedia, tetap diam dan tenang saat bertemu hiu sambil mengamati pergerakannya.
Jangan sampai kita melakukan gerakan, yang seolah-olah mengancam hiu itu.
4. Tetap tenang
Biasanya, orang tenggelam karena tidak bisa menguasai diri. Bisa jadi karena dia panik, stres, kelelahan, atau tidak punya harapan untuk hidup. Karena itu, penting untuk tetap tenang dan tidak terburu-buru. Carilah pelampung atau peralatan lain yang bisa digunakan untuk bersandar atau mengaitkan badan.
Cara mengatasi panik adalah dengan mengingat bahwa pada dasarnya setiap manusia yang dilempar ke air laut akan terapung.
Hal yang tidak kalah penting ialah mengetahui letak pelampung badan, sekoci, dan pintu keluar ketika naik ke kapal.
5. Cari bantuan
Idealnya, setiap kapal dilengkapi pistol flare atau peralatan komunikasi lainnya, yang bisa Anda gunakan untuk mencari pertolongan.
Jika tidak ada, Anda bisa menggunakan bintang sebagai panduan arah. Kalau Anda tidak hafal rasi bintang, setidaknya Anda bisa menentukan arah dengan menggunakan matahari.
Misalnya, kalau matahari tenggelam di sebelah kiri kita, berarti arah depan kita adalah utara.
Baca juga: Mengapa Ada Orang yang Selamat Setelah Terapung Lama di Lautan?