Vincent van Gogh, Kisah Malang Seorang Pelukis Jenius
https://www.naviri.org/2018/08/vincent-van-gogh.html
Naviri Magazine - Pada 17 Maret 1901, untuk pertama kalinya, lukisan-lukisan karya Vincent van Gogh—seorang pelukis Belanda—ditampilkan di sebuah galeri di Paris, Prancis.
Total lukisan yang dipamerkan berjumlah 70 buah, dan pameran tersebut menciptakan sensasi besar di dunia seni lukis. Sapuan kuas Van Gogh yang khas memiliki keindahan bernilai tinggi, dan banyak orang rela mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan lukisannya.
Ironisnya, sebelas tahun sebelum pameran itu diadakan, Van Gogh bunuh diri karena tidak mampu menjual lukisan-lukisan karyanya. Praktis, seumur hidupnya, Van Gogh hanya mampu menjual satu buah lukisannya, “Red Vineyard at Arles”, dan ia pun hidup dalam kemiskinan di luar kota Paris.
Kelak, pada tahun 1987, salah satu lukisan karyanya, “Sunflowers”, terjual dengan harga hingga 40 juta dollar di balai lelang Christie.
Vincent Willem van Gogh lahir pada 30 Maret 1853, dan dikenal sebagai pelukis pasca-impresionis Belanda, sekaligus salah satu pelukis terbesar dalam sejarah seni Eropa.
Setelah menghabiskan masa mudanya dengan menjadi pekerja di sebuah perusahaan penjual karya seni, van Gogh memulai karirnya sebagai pelukis pada tahun 1880, dengan melukis warna-warna suram.
Gaya lukisannya mencapai tingkat perkembangannya yang penuh ketika ia tinggal di Arles, Prancis, ketika ia mulai mengenal gaya impresionisme dan neo-impresionisme yang memiliki warna-warna cerah.
Pada akhir hidupnya, van Gogh merasa dirinya menjadi gila, dan akhirnya menghabiskan sisa hidup di rumah sakit jiwa Saint Paul-de-Mausole di Saint-Rémy-de-Provence, Prancis. Di rumah sakit jiwa itu dia tetap melukis, bahkan menghasilkan 150 buah lukisan dalam setahun.
Namun, perasaan depresi yang melandanya memutuskannya untuk menembak diri sendiri pada 27 Juli 1890, hingga akhirnya meninggal dua hari kemudian.