Benarkah Tidur dengan Kipas Angin Bisa Menyebabkan Kematian?
https://www.naviri.org/2018/08/tidur-dengan-kipas-angin.html
Naviri Magazine - Mungkin agak mengerikan kalau kita diberitahu bahwa tidur di dekat kipas angin yang menyala bisa menyebabkan kematian. Tetapi hal itulah yang dipercaya sebagian orang, apalagi penjelasan terkait hal tersebut sering dibagikan orang di media sosial.
Dari penjelasan yang belum tentu terbukti kebenarannya tersebut, banyak orang yang percaya bahwa kipas angin bisa menyebabkan kematian, dan memilih tidur tanpa kipas angin, meski kegerahan akibat panas.
Kenyataannya, sebagian orang percaya bahwa kipas angin dapat menyebabkan kematian. Kepercayaan tersebut terutama menguat menjadi sebuah mitos dalam kultur masyarakat Korea. Masyarakat di Semenanjung Korea, misalnya, mengenal istilah Kipas Angin Kematian. Istilah itu merujuk pada kebiasaan memakai kipas angin berlama-lama yang menyebabkan kematian.
Ken Jennings membagikan kisah dan penelusurannya di situs Slate. Tumbuh besar di Seoul, Korea Selatan, Ken Jennings melaporkan bahwa masyarakat Korsel menganggap kipas angin sebagai hal yang serius. Suatu hari di musim panas, beberapa orang Amerika mengisengi kawan seapartemennya (seorang warga lokal) dengan menyalakan enam kipas sekaligus.
Walhasil, si orang Korea memohon-mohon kepada kawan-kawan Amerika-nya untuk mematikan kipas. Menurutnya, kipas sangat berbahaya karena bisa membunuh. Akhirnya ia pun tidur di lorong apartemen. Paginya, ia kaget menemukan fakta bahwa kawan-kawan bulenya masih hidup setelah memakai kipas angin semalaman.
Kepercayaan itu bahkan sempat didukung oleh otoritas Korea. Pada 2006, pemerintah Korea Selatan menyebutkan bahwa satu dari lima bahaya musim panas adalah kematian sesak napas, karena pemakaian kipas angin. Namun, menurut Jennings, mitos tersebut berasal dari tahun 1970-an, ketika pemerintah Korea Selatan mengampanyekan warganya untuk hemat listrik. Akibatnya, penggunaan kipas angin listrik kala itu berkurang.
Tapi ada dugaan mitos tersebut sudah langgeng jauh sebelumnya, ketika listrik dan peralatan seperti kipas angin masih dianggap barang baru. Pada 31 Juli 1927, sebuah surat kabar bernama Jungoe Ilbo menulis tentang bahaya kipas angin listrik, yang dapat menyebabkan tubuh penggunanya merasakan mual, sesak napas, dan kelumpuhan wajah.
Artikel tersebut, catat Jennings, memuat analisis bahwa bilah kipas yang berputar kencang menciptakan kevakuman, dan membuat paru-paru tidak mendapat pasokan oksigen yang cukup. Dengan kata lain, pseudosains.
Tidur dengan kipas angin yang menyala memang dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu, tapi hanya beberapa orang saja yang mengalaminya.
Situs kesehatan Johns Hopkins Medicine menjelaskan, tidur dengan kipas angin menyala dapat membangkitkan berbagai alergi, misalnya alergi hidung (rhinitis), dan gangguan asma parah. Pasalnya, kipas angin dapat mengumpulkan debu dan kotoran, dan menyirkulasikannya ke dalam ruangan.
Walhasil, jika ingin tetap menggunakan kipas angin, ruangan harus benar-benar bersih dari debu dan kotoran.
Baca juga: Cara Benar dan Sehat Menggunakan Kipas Angin Selama Tidur