Karena Tamu-tamu Enggan Menyumbang, Pesta Pernikahan Batal
https://www.naviri.org/2018/08/tamu-enggan-menyumbang-pernikahan-batal.html
Naviri Magazine - Menyelenggarakan pesta pernikahan tentu membutuhkan biaya. Semakin besar atau semakin mewah dan meriah pestanya, biaya yang dibutuhkan juga semakin besar. Karena itulah, banyak calon mempelai yang menabung sampai lama, demi bisa menyelenggarakan pesta pernikahan sebagaimana yang diinginkan.
Dalam hal itu, biasanya sepasang mempelai juga mendapat sumbangan dari para tamu yang datang. Meski mungkin hasil sumbangan itu tidak mampu menutup semua biaya, tapi setidaknya bisa membantu mengurangi beban si pengantin.
Terkait hal itu, ada kisah heboh baru-baru ini, tentang sepasang mempelai yang batal menggelar pesta pernikahan, karena para tamu enggan menyumbang uang.
Seorang perempuan bernama Susan sudah bersiap untuk menggelar pesta pernikahan yang mewah di Las Vegas, AS. Pesta pernikahan begitu mewah, bak pesta yang digelar para selebriti ternama.
Namun, pesta pernikahan impian Susan berubah menjadi mimpi buruk setelah perempuan itu membatalkan seluruh rencana pesta.
Seperti anak milenial lainnya, Susan memutuskan untuk menjelaskan alasan pembatalan lewat media sosial. Lewat unggahannya di media sosial, Susan meminta maaf karena tiba-tiba membatalkan acara. Selain itu, dia dan kekasihnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan karena "masalah yang tak bisa diperbaiki".
Dia kemudian menjelaskan alasannya membatalkan pesta pernikahan mewah yang sudah direncanakan sejak lama. Dia mengungkapkan, awalnya semua berjalan lancar bak dongeng pengantar tidur yang amat indah.
Susan mengenal kekasihnya saat berusia 14 tahun, saat mereka bertemu di pertanian keluarga, tempat keduanya menghabiskan musim panas. Pada usia 18 tahun, keduanya bertunangan, dan dua tahun kemudian mereka sudah menghasilkan anak pertama.
Singkat cerita, beberapa tahun kemudian mereka sudah memiliki uang tabungan 15.000 dolar AS atau sekitar Rp 219 juta. Namun, ternyata uang itu tidak cukup untuk membiayai biaya pernikahan yang mencapai 60.000 dolar atau sekitar Rp 876 juta.
Alhasil, Susan dan kekasihnya meminta bantuan dari teman dan keluarganya. "Saya secara spesifik meminta hadiah berupa uang. Bagaimana kami bisa menggelar pesta pernikahan tanpa dana yang cukup?" kata Susan.
"Kami sudah berkorban banyak dan hanya meminta tiap tamu undangan memberi sekitar 1.500 dolar AS (Rp 22 juta). Kami sudah berbicara dengan beberapa orang yang dulu berjanji akan membantu kami," tambah dia.
Susan mengklaim, teman yang akan menjadi pendamping perempuan menjanjikan 5.000 dolar, dan keluarga sang kekasih memberi 3.000 dolar.
"Jadi kami tegaskan, jika tidak berkontribusi, maka kalian tidak diundang, karena ini pesta eksklusif sekali seumur hidup," lanjut Susan.
Lalu, Susan mengirimkan undangan, dan saat hanya delapan orang yang menyatakan bersedia datang, perempuan itu marah besar. Di tengah keputusasaan, Susan mengirim ulang undangan, dan mencoba menggalang donasi lewat laman "go fund me", tetapi hanya mampu mendapatkan tambahan uang 250 dolar AS atau sekitar Rp 3,6 juta.
Akhirnya, mimpi Susan mendapatkan pesta impiannya gagal, dan dia semakin marah saat kekasihnya menyarankan menggelar pesta pernikahan sederhana di Las Vegas.
"Saya hanya ingin menjadi Kardhasian sehari saja, sebelum kembali hidup normal," kata dia.
Kondisi semakin buruk, ketika Susan menuduh kekasihnya berselingkuh, dan akhirnya pasangan ini memutuskan untuk berpisah. Untuk menghilangkan amarah dan kekecewaannya, Susan mengemas barang-barangnya dan memutuskan berkeliling Amerika Selatan selama dua bulan.
"Saya harus menyingkir dari komunitas yang buruk ini. Seberapa susah sih menyumbang untuk teman? Apakah saya masih berarti bagi kalian?" Susan menggerutu.
"Mulai sekarang, saya putuskan hubungan dengan kalian, dan akan hidup sendiri," dia menegaskan.