Shibam, Kota Pencakar Langit dari Zaman Kuno
https://www.naviri.org/2018/08/shibam-kota-pencakar-langit-kuno.html
Naviri.Org - Modernisasi mengubah wajah kota-kota di dunia, yang semula tradisional berubah modern. Yang semula berisi rumah-rumah, berubah menjadi apartemen-apartemen bertingkat. Yang semula berisi ruang dan kantor tradisional, berubah menjadi gedung-gedung pencakar langit. Saat ini, nyaris setiap kota besar di dunia memiliki gedung-gedung tinggi menjulang.
Namun, ternyata, keberadaan gedung-gedung pencakar langit seperti yang kita kenal sekarang tidak hanya ada di zaman modern. Berabad-abad lalu, di zaman kuno, gedung-gedung pencakar langit semacam itu sudah ada, meski dalam versi kuno, dan gedung-gedung yang tinggi menjulang itu ada di sebuah kota bernama Shibam.
Shibam adalah kota kuno di negara Yaman, yang sudah berdiri sejak abad ke-2 M. Kota ini dikenal juga dengan sebutan Shibam Hadramaut, karena dulunya menjadi pusat kerajaan Hadramaut pada abad ke-3 M. Shibam, dalam bahasa Humyar, memiliki arti “tinggi”.
Kota Shibam menjadi titik perhentian penting bagi perdagangan rempah dan kemenyan yang melewati daerah Yaman, terutama perdagangan jalur darat untuk mencapai wilayah Timur Tengah, dan juga Asia.
Shibam adalah kota yang memiliki gedung-gedung pencakar langit tertua di dunia, yang terbuat dari batu tanah liat. Walaupun kota Shibam sudah ada sejak abad ke-2 M, namun bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di sana dibangun pada abad ke-16. Bangunan yang ada di kota kuno ini seluruhnya berjumlah 500 buah, dengan rata-rata bangunan terdiri dari lima sampai tujuh lantai. Masing-masing lantai di setiap gedung terdiri dari satu atau dua tempat tinggal.
Shibam merupakan salah satu contoh perencanaan tata kota tertua dan terbaik berdasarkan prinsip konstruksi bangunan vertikal. Shibam juga memiliki bangunan tertinggi di dunia, yang dibuat dari bahan batu dan tanah liat.
Beberapa bangunan di sana tingginya lebih dari 30 meter. Bangunan apartemen di Shibam menjadi apartemen tertua di dunia. Setiap bangunan dilapisi lumpur tebal, untuk melindungi bangunan dari hujan dan erosi.
Teknik pembangunan gedung bertingkat dan tata kota yang rumit di Shibam bertujuan untuk melindungi penduduk dari serangan musuh dari luar. Jalan-jalan di Shibam dibuat rumit dengan jalur yang sempit, sebagai bagian dari pertahanan kota.
Bangunan-bangunan yang ada di Shibam dipertahankan seperti ketika pertama kali dibangun pada abad ke-16. Usia bangunan-bangunan yang ada di kota Shibam sudah berdiri lebih dari 500 tahun, dan dalam perjalanannya sudah melalui berbagai renovasi, untuk mempertahankan kekokohan gedung tersebut.
Dekat kota Shibam terdapat dua situs arekologi, yaitu Jujah, yang merupakan sebuah pusat penggalian untuk gedung persegi yang terbuat dari batu. Situs lainnya adalah Gabusa, yang merupakan tempat ditemukannya patung kepala singa dari perunggu bercorak seni Asiria.
Pada zaman kejayaan Islam di Yaman, Shibam menjadi pusat pemerintahan Islam di bagian barat Hadramaut. Tahun 746 M, Shibam menjadi basis oposisi dinasti Umayah, di bawah pimpinan Abdullah ibn Yahya. Setelah itu, kota ini sempat diduduki oleh suku Ibadi yang berkuasa hingga abad ke-15.
Baca juga: Saint Kitts dan Nevis, Negara Unik yang Kurang Dikenal