Sejarah dan Proses Terbentuknya Emas di Bumi
Naviri Magazine - Emas adalah logam mulia yang biasa digunakan untuk bahan perhiasan, dari kalung, gelang, cincin, dan lain-lain. Emas m...
https://www.naviri.org/2018/08/sejarah-dan-proses-terbentuknya-emas.html
Naviri Magazine - Emas adalah logam mulia yang biasa digunakan untuk bahan perhiasan, dari kalung, gelang, cincin, dan lain-lain. Emas menjadi barang berharga yang disukai siapa pun, bahkan biasa dijadikan sebagai sarana untuk mengikat seseorang dalam perkawinan, hingga disebut maskawin.
Kedekatan sekaligus kegairahan manusia dengan emas tidak hanya terjadi di masa sekarang, tetapi telah dimulai sejak zaman kuno. Peradaban Mesir kuno telah menjadikan emas sebagai barang berharga, begitu pula peradaban-peradaban kuno lainnya.
Emas juga menjadikan para penakluk semacam Columbus melakukan pembantaian besar di tempat-tempat yang mereka datangi. Berikut ini sejarah tentang emas, serta proses terbentuknya emas di muka bumi.
Mesir
Sejak peradaban Mesir kuno, emas sudah mulai dikenal dan dijadikan simbol untuk menunjukan status seseorang. Perhiasan menghiasi orang yang hidup, dan menawarkan perlindungan kepada orang mati, yang bisa digunakannya di alam baka. Madame Noblecourt menunjukkan 143 artikel perhiasan emas, semua dalam keadaan baik, setelah hampir 3000 tahun.
Romawi
Untuk orang-orang Romawi, emas tidak hanya untuk perhiasan, tetapi juga digunakan sebagai mata uang. Emas telah digunakan dalam koin pada abad ke-6 sebelum Masehi, tapi perak selalu lebih banyak dan digunakan secara luas di sana.
Renaissance
Pada abad pertengahan, begitu kuat orang mendambakan emas, sehingga lahir ilmu alchemis, dengan tujuan membuat emas. Manusia modern berhasil mencapai cita-cita itu dengan mengekstrak emas dari air laut, dan mengubah timbal atau merkurium menjadi emas dengan mempercepat partikel. Namun emas yang baik tetap emas alami yang harus ditambang.
Spanyol
Awal tahun 1500-an, Raja Ferdinand dari Spanyol menetapkan prioritas kepada para bawahannya yang menjadi conquistador (penakluk) yang akan berangkat mencari Dunia Baru. Ia memerintahkan, "Bawa pulanglah emas. Kalau bisa, dapatkan semanusiawi mungkin. Tapi apa pun risikonya, bawalah emas." Titah sang raja tersebut menjadi awal pemusnahan peradaban Aztec dan Inca.
Afrika
Emas dari Afrika telah menjadi sumber konstan pasokan untuk pandai emas (pengolah emas) di seluruh Mediterania. Endapan emas Afrika Barat terdapat pada kerikil sungai yang tersebar di seluruh wilayah Ghana. Mereka menghasilkan beberapa objek emas, biasanya menggunakan metode pengecoran perunggu dan lapisan lilin yang ditempatkan dalam cetakan. Teknik ini telah dikenal di Afrika Barat selama berabad-abad.
Tingginya nilai emas menjadikan logam ini selalu berada dalam pencarian. Secara kimiawi, emas disebut logam mulia, karena tidak bereaksi dengan oksigen, dan tidak terkorosi di udara di bawah kondisi normal. Emas mempunyai karakteristik (lunak, elastis, mudah dibentuk), memiliki warna yang menarik (mengilap dan tidak mudah memudar), dan berdaya konduksi listrik tinggi sehingga memiliki banyak kegunaan.
Namun, karena emas adalah logam yang keberadaannya sangat langka di alam, sehingga menjadikannya sebagai logam yang sangat berharga.
Bagaimana terbentuknya emas?
Emas terbentuk dari proses magmatisme, perubahan bentuk dari cairan menjadi padatan, saat temperatur menurun. Kristalisasi terjadi pada aliran lava di permukaan yang membentuk mineral vulkanik, atau pada magma di bawah permukaan yang membentuk mineral plutonik. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal.
Lowell-Guibert membagi endapan porfiri menjadi beberapa zona, bedasarkan asosiasi mineralnya:
• Potassic Zone
• Phyllic Zone
• Argillic Zone
• Propylitic Zone
Sedangkan berdasarkan mineral bijihnya, endapan porfiri dibagi menjadi beberapa zona, yaitu:
• Inner Zone – bersamaan dengan zona alterasi potasik. Mengandung sedikit sulfida, tapi paling banyak mengandung Molybdenum. Pyrite 2-5% dan rasio py/cp sekitar 3:1.
• Ore Zone – berada pada perbatasan zona potasik dan filik. Pyrite 5-10% dan rasio py/cp sekitar 2.5:1.
• Pyrite Zone – lebih banyak terdapat pada zona filik dan argilik. Kandungan pirit tinggi (10-15%) dan rasio py/cp sekitar 15:1. Mineralisasi hadir sebagai urat dan disseminasi.
• Outer Zone – hadir bersamaan dengan propylitic zone. Pyrite minor, dan mineralisasi copper sangat jarang. Sphalerite dan galena sangat umum dijumpai. Mineralisasi hadir berupa vein (mirip vein epithermal).