Kisah Penemuan Sinar-X dan Nobel Kedokteran Pertama
https://www.naviri.org/2018/08/penemuan-sinar-x.html
Naviri Magazine - Hadiah Nobel untuk penemuan Sinar-X pada 1901 adalah Nobel pertama dalam bidang kedokteran, dan orang yang menerima penghargaan itu adalah William Conrad Rontgen.
Meski Rontgen dianggap sebagai penemu Sinar-X, namun penemuan itu tidak akan terjadi jika tanpa Sir William Crookes, Phillipp Lenard, dan Heinrich Hertz yang memungkinkan Sinar-X ditemukan. Lebih dari itu, Rontgen sendiri menemukan Sinar-X karena kebetulan.
Perjalanan penemuan Sinar-X dimulai pada paruh kedua abad ke-19. Pada tahun 1870-an, Sir William Crookes menemukan tabung sinar katoda yang pertama. Ia menempatkan dua elektroda logam dalam tabung vakum gelas, dan menghubungkan kedua pelat yang berhadapan tersebut dengan tegangan listrik tinggi.
Crookes menemukan adanya ruang yang menghitam di dekat elektroda katoda (negatif) dan pengaruh berpijar di elektroda anoda (positif).
Penemuan Crookes di atas kemudian dikembangkan oleh Phillipp Lenard yang membuat tabung sinar katoda berbahan alumunium dengan celah atau berjendela, sehingga memungkinkan sinar tadi menyebar ke dalam udara.
Ketika Lenard mengarahkan sinar tersebut ke layar yang dilapisi fosfor, ia melihat sinar itu menyebabkan layar memancarkan cahaya yang berkaitan dengan jarak dan kecepatan sinar. Ia juga menemukan sinar katoda diserap oleh senyawa dalam kaitan dengan kepadatan fisiknya.
Kemudian, pada tahun 1892, Heinrich Hertz, ahli fisika terkenal, menunjukkan bahwa sinar katoda tidak hanya dapat diserap, tetapi juga bisa menembus lembaran logam tipis. Dari situlah kemudian, William Conrad Rontgen—secara kebetulan—menemukan Sinar-X pada tahun 1895.
Rontgen belajar dan mengajar di berbagai universitas di Jerman. Ketika ia diangkat menjadi rektor University of Wurzburg pada 1894, Rontgen memusatkan risetnya untuk menciptakan kembali percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan Crookes, Lenard, dan Hertz.
Pada waktu ia mengoperasikan tabung Crookes dalam kotak tertutup dan tidak tembus cahaya, Rontgen melihat ada pancaran sinar flouresens dalam sampel barium platinosida di meja yang tak jauh dari situ. Itu merupakan pengamatan pertama atas sinar katoda yang berpengaruh pada sesuatu yang berjauhan.
Setelah itu, Rontgen melanjutkan penelitiannya dengan menempatkan berbagai benda di antara tabung katoda dan layar yang dilapisi barium platinosida. Hasilnya, ia menemukan bayangan yang tercetak pada layar oleh sinar tersebut, berkaitan dengan komposisi bendanya, dan sinar itu dapat membentuk bayangan pada pelat fotografi.
Karena tidak dapat menjelaskan secara tepat atas sifat atau alasan dari perambatan radiasi tersebut, Rontgen pun menamai sinar itu sebagai Sinar-X, suatu istilah yang kemudian sangat populer.
Tepat pada 22 Desember 1895, ia membuat fotogram dari berbagai benda logam, dan merekam struktur tulang istrinya—itu menjadi foto Sinar-X pertama di dunia. Pada tahun 1901, Rontgen mendapatkan Nobel untuk penemuannya.
Baca juga: Sejarah dan Asal Usul Penemuan AC (Air Conditioner)