Pemangsa Laut Paling Berbahaya di Zaman Prasejarah
https://www.naviri.org/2018/08/pemangsa-laut-paling-berbahaya.html
Naviri Magazine - Membicarakan hewan-hewan yang hidup di zaman prasejarah, kita tentu mengenal Tyrannosaurus rex, jenis dinosaurus terbesar sekaligus terganas, dengan kemampuan menyerang yang sangat mematikan. Tyrannosaurus rex tidak hanya besar dan kuat, namun juga memiliki gigi-gigi tajam yang dapat mengunyah mangsa hingga tercabik-cabik.
Jika di darat ada Tyrannosaurus rex, di lautan ada hewan mengerikan serupa yang menjadi pemangsa di kawasan laut. Yaitu megalodon. Hiu raksasa itu merupakan hewan dengan ukuran sangat besar, sekaligus kemampuan menyerang yang mematikan.
Gigi megalodon terbesar yang pernah ditemukan panjangnya mencapai 19 cm. Untuk perbandingan, gigi hiu putih panjang maksimalnya hanya mencapai sekitar 7,6 cm.
National Geographic melaporkan, hiu ini punya gigitan paling kuat dari makhluk apa pun yang pernah hidup. Rahang mereka yang besar bahkan ditaksir lebih kuat daripada rahang Tyrannosaurus rex.
Para ahli memperkirakan, megalodon adalah pemangsa paus kecil. Termasuk spesies Piscobalaena nana, mirip paus bungkuk atau paus balin, hanya saja lebih kecil. Panjangnya tak sampai lima meter.
Ini dapat menjelaskan kepunahan megalodon. Saat suhu laut lebih dingin, paus-paus kecil ini digantikan oleh paus raksasa seperti paus bungkuk dan paus biru.
Memang, megalodon juga memangsa penyu, duyung atau dugong, dan ikan lain. Namun, asupan yang makin berkurang akhirnya membuat mereka punah.
Hipotesis tentang kepunahan predator super ini cukup beragam. Selain karena mendinginnya suhu samudra, persaingan dengan hiu dan paus baru juga berperan.
Ada sebagian orang yang meyakini bahwa megalodon masih hidup di laut dalam hingga saat ini. Bahkan ada laporan penampakan, meski keabsahannya diragukan.
Live Science menyatakan bahwa National Oceanic and Atmospheric Administration percaya 95 persen lautan dan 99 persen samudra belum terjamah. Itulah sebabnya beberapa orang mungkin berpikir bahwa megalodon masih ada.
Meskipun laut masih menyisakan banyak rahasia, ahli biologi kelautan Craig McClain dan banyak lainnya berpendapat, tidak ada alasan ilmiah kuat untuk berpikir bahwa megalodon masih bersembunyi di laut dalam.
“Kalau Megalodon ada sekarang, kita tidak hanya akan melihat giginya tersebar di mana-mana seperti halnya hiu lain, tetapi kita akan memiliki fosilnya dari 2,6 juta tahun lalu," kaya McClain pada Deep Sea News.
Konsensus di antara para peneliti adalah bahwa megalodon telah punah. Pun demikian, kisah megalodon terus hidup lewat novel dan karya fiksi lain.
Pada 2013, Discovery Channel menyiarkan tayangan berjudul Megalodon: The Monster Shark Lives. Tayangan ini menunjukkan para ilmuwan mencari hiu sepanjang 20 meter di sepanjang pantai Afrika Selatan.
Dokumenter palsu itu dinilai menyesatkan. Bagaimanapun, faktanya megalodon memang pernah hidup di lautan Bumi.
Baca juga: Alasan Berang-berang Suka Membangun Bendungan