Di Yunani, Orang yang Penisnya Kecil Dianggap Orang Baik

Di Yunani, Orang yang Penisnya Kecil Dianggap Orang Baik

Naviri Magazine - Ada banyak museum di negara-negara Eropa yang menyimpan patung-patung dari zaman Yunani kuno. Patung-patung itu berupa pria telanjang dengan tubuh seutuhnya, dari kepala sampai kaki, lengkap dengan organ tubuh. Perawakan patung-patung tersebut biasanya tinggi dan besar, dengan otot-otot sempurna.

Namun, orang-orang yang menyaksikan patung-patung tersebut kerap heran dan bertanya-tanya. Patung-patung tersebut memiliki badan tinggi, besar, berotot, dan memiliki gen seperti normalnya orang Eropa, tapi penisnya kecil-kecil. Pertanyaan pun muncul, “Kok bisa begitu?”

Ternyata, ada alasan kenapa patung-patung itu dibuat sedemikian rupa.

Apakah orang-orang Yunani berusaha memberi tahu kita sebuah pesan moral ‘di balik kelebihan seseorang, dia pasti memiliki kekurangan’? Atau mungkin orang-orang dengan bentuk tubuh sempurna seperti itu pasti memiliki kekurangan daging di balik celana mereka?

Ternyata tidak satu pun dari hipotesis tersebut benar. Lalu apa yang membuat patung-patung tersebut memiliki penis kecil?

Seorang sejarawan, Ellen Oredsson, akhirnya menjawab pertanyaan banyak orang soal ukuran penis pahlawan-pahlawan kuno peradaban sebagian besar rakyat Eropa itu. Dia mengatakan bahwa masyarakat Yunani kuno memiliki kesan positif tentang penis kecil.

Kalau sekarang orang-orang mengatakan penis kecil merupakan aib, maka dahulu kala, kata Oredsson, masyarakat Yunani kuno percaya lelaki yang berpenis kecil adalah orang intelektual, tidak mudah kalah oleh nafsu, dan bermoral. Mereka percaya kalau pahlawan atau raja, lebih cenderung hidup menggunakan otaknya.

“Banyak bukti menunjukkan bahwa penis kecil dianggap lebih baik daripada yang besar,” ujar Oredsson. “Orang Yunani yang ideal (pada masa itu) adalah rasional, intelektual, dan berwibawa. Ia mungkin masih suka melakukan seks, tapi itu tidak berhubungan dengan ukuran penis. Penis kecil memungkinkan dia untuk tetap logis.”

Di sini berarti penis merupakan perwakilan dari nafsu. Semakin kecil bentuk penis pada patung, semakin kecil pula nafsu seksual dari tokoh yang digambarkan dengan patung tersebut. Berbeda dengan laki-laki berpenis besar. Yunani kuno percaya penis besar identik dengan pria yang bodoh, tak bermoral, dan buruk.

Sejarawan lain, Kenneth Dover, dalam buku berjudul Greek Homosexuality, menyebut penis kecil lebih dihargai dalam budaya, sedangkan penis besar dikaitkan dengan karakteristik orang bodoh, nafsuan, dan buruk.

Baca juga: Brazil, Negara Penghasil Kopi Terbesar di Dunia

Related

World's Fact 7963705002261563334

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item