Ombak Monster Misterius di Balik Segitiga Bermuda
https://www.naviri.org/2018/08/ombak-monster-misterius-di-balik-segitiga-bermuda.html
Naviri Magazine - Orang-orang awam hingga para ilmuwan selalu penasaran dengan misteri Segitiga Bermuda, yang disebut telah melenyapkan banyak pesawat dan kapal secara misterius dan tanpa bekas. Karena itu pula, berbagai penelitian terus dilakukan dari waktu ke waktu, untuk mengungkap apa sebenarnya yang ada di Segitiga Bermuda.
Segitiga Bermuda adalah sepetak lautan Atlantik yang terkait dengan hilangnya sejumlah kapal laut dan pesawat, dan sejak lama telah memberikan materi-materi imajinasi yang kadang sulit ditangkap oleh nalar.
Kemistisannya kali pertama dicatat muncul pada tahun 1950 oleh Edward Jones untuk Miami Herald, sebelum menjadi terkenal pada tahun 1952 ketika George Sand menulis di majalah Fate tentang insiden tertentu yang terjadi di zona tersebut. Salah satu contoh kasus yang populer adalah Flight-19, penerbangan pelatihan lima pesawat pembom torpedo. Kelima pesawat itu lenyap selama sesi pelatihan di tahun 1945.
Namun, menurut laporan baru, beberapa ilmuwan berpikir bahwa misteri kapal dan pesawat yang hilang dapat dilimpahkan pada suatu alasan yang lebih sederhana. Bukan alien, bukan juga UFO atau makhluk tak kasat mata, melainkan ombak.
Ya, ombak, gelombang air yang masif dan berpotensi merusak apapun yang mereka hantam.
LiveScience mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang baru mengenai ide ini, tetapi menunjukkan bahwa para ilmuwan dari Inggris baru-baru ini membahas bukti untuk gelombang aneh dan teori lainnya (termasuk peran kesalahan manusia) dalam serial dokumenter sepanjang tiga episode dari Channel 5, berjudul "The Bermuda Triangle Enigma".
Untuk membuktikan teorinya, The Sun melaporkan bahwa tim peneliti tersebut melakukan simulasi yang menunjukkan bagaimana perahu besar dapat dihancurkan oleh ombak monster.
Ombak monster hanya berlangsung selama beberapa menit. Kali pertama ditangkap oleh satelit pada 1997 di lepas pantai Afrika Selatan. Beberapa gelombang bahkan memiliki ketinggian mencapai 30m. Dijelaskan bahwa gelombang semacam itu tercipta ketika tiga badai besar dari tiga arah berbeda bertemu.
“Ada badai dari selatan dan utara yang datang bersama. Dan jika ada tambahan dari Florida, hal itu bisa menjadi formasi potensial dari ombak monster,” kata Simon Boxall, seorang ahli dari University of Southampton di Amerika Serikat.
Simulator dalam film dokumenter ini menggunakan kapal model USS Cyclops yang karam di Segitiga Bermuda pada tahun 1918, menghilangkan nyawa 300 jiwa.
Oleh karena ukurannya dan dasarnya yang rata, Boxall berpikir Cyclops bisa saja terbagi menjadi dua hanya dalam beberapa menit. Cyclops adalah kapal pengangkut batu bara yang digunakan untuk mengangkut bahan bakar ke kapal perang Amerika selama Perang Dunia Pertama. Kapal ini sedang dalam perjalanan dari Bahia, di Salvador, ke Baltimore ketika lenyap pada tahun 1918.
Segitiga Bermuda terletak di lepas pantai Florida, dan di atas Kuba. Ia mengatakan bahwa datangnya tiga badai di wilayah itu dapat menghasilkan formasi yang berpotensi mematikan dari ombak-ombak merusak.
Menurut Badan Pemerintah AS, The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), ombak monster berukuran lebih dari dua kali ukuran ombak di sekitarnya, tidak dapat diprediksi kedatangannya, dan sering datang secara tak terduga dari berbagai arah.
Ada dua kemungkinan. Salah satunya adalah bahwa puncak gelombang individu secara kebetulan cocok dan saling memperkuat melalui fenomena yang disebut gangguan konstruktif, atau gelombang yang dihasilkan oleh badai difokuskan oleh arus bawah laut, seperti Gulf Stream.
NOAA mengatakan bahwa cuaca buruk dan navigasi yang buruk cenderung disalahkan untuk setiap kecelakaan di daerah antara Miami, Bermuda, dan Puerto Riko. Sudah ada puluhan kapal dan pesawat secara misterius lenyap di daerah tersebut.
NOAA mengungkapkan, jumlah kendaraan yang hilang di sana tidak berbeda dengan tempat lain di dunia, dan teori bahwa sejumlah kekuatan supernatural misterius menenggelamkan perahu dan pesawat adalah mitos.
Dalam ulasan-ulasan tentang banyaknya kapal dan pesawat hilang di daerah itu selama bertahun-tahun, belum ada bukti yang ditemukan yang menunjukkan bahwa korban-korban tersebut adalah hasil dari faktor selain penyebab secara fisik. Tidak ada faktor luar biasa yang pernah diidentifikasi.
"Tidak ada bukti bahwa penghilangan misterius terjadi dengan frekuensi yang lebih besar di Segitiga Bermuda daripada di wilayah lautan luas lainnya," kata lembaga itu di situsnya.
Ketika World Wildlife Fund mencantumkan "lokasi titik panas utama" dalam laporan tahun 2013 tentang kecelakaan pengapalan, disebutkan daerah-daerah seperti Asia Tenggara dan Mediterania timur, tetapi bukan Segitiga Bermuda.
Baca juga: Awal Mula Terkuaknya Misteri Segitiga Bermuda