Misteri Penemuan Kawah Raksasa di Segitiga Bermuda
https://www.naviri.org/2018/08/misteri-penemuan-kawah-raksasa.html
Naviri Magazine - Ada banyak fenomena alam yang dianggap misterius di dunia, dan Segitiga Bermuda adalah salah satunya. Sudah sejak lama, kawasan laut itu mengundang tanda tanya serta penasaran banyak orang, baik awam maupun para ilmuwan. Berbagai studi dan penelitian dilakukan untuk menguak ada apa sebenarnya di balik Segitiga Bermuda, hingga kawasan itu dinilai misterius.
Segitiga Bermuda dianggap sebagai kawasan penuh misteri, akibat banyaknya kapal laut dan pesawat yang tiba-tiba hilang tanpa jejak saat melewatinya. Kini sekelompok ilmuwan dari Norwegia menyatakan mereka mungkin sudah menemukan jawabnya.
Peneliti dari Arctic University of Norway menemukan kawah di lepas pantai Norwegia, dengan lebar 0,8km dan dalam 45m. Kawah tersebut kemungkinan besar terjadi karena ledakan metana bawah laut.
"Beberapa kawah raksasa terdapat di dasar laut area barat-tengah Laut Barents... dan kemungkinan hasil dari ledakan gas yang sangat besar," kata para peneliti, seperti dikutip Sunday Times. "Area kawah tersebut tampaknya mewakili titik api terbesar dari pelepasan metana di Arktik."
Metana tersebut bisa terbentuk dari akumulasi minyak dan gas yang bocor dari perut Bumi, serta dekomposisi dari material organik. Karena tekanan laut yang besar, metana tersebut kemudian berubah menjadi kristal yang disebut hydrate. Kristal itu bisa tiba-tiba pecah, dan gas pun meledak keluar dengan hebat.
Pelepasan gas secara tiba-tiba dalam skala besar itu, yang disebut para pegawai kilang minyak "burps of death" (sendawa kematian), bisa membuat air laut berubah menjadi busa dan menenggelamkan kapal yang melewatinya. Selain itu, metana yang lepas ke angkasa bisa menyebabkan turbulensi udara, sehingga mengganggu pesawat terbang.
Oleh karena itu para ilmuwan Arctic University of Norway berasumsi, kemungkinan ledakan metana ini jugalah yang berada di balik misteri Segitiga Bermuda selama ini.
Detail dari teori tersebut dipresentasikan dalam pertemuan tahunan European Geosciences Union, di mana mereka membahas apakah ledakan bawah laut itu cukup kuat untuk menenggelamkan kapal dan merontokkan pesawat.
Teori ledakan hydrate ini sebenarnya pernah diutarakan oleh ilmuwan Rusia, Igor Yeltsov, wakil ketua Trofimuk Institute.
"Ada versi yang menyatakan bahwa Segitiga Bermuda adalah akibat dari reaksi gas hydrate," papar Yeltsov, dikutip Daily Mail.
Hydrate itu lalu secara aktif terurai, dan mendadak meledak seperti reaksi nuklir, memproduksi gas dalam jumlah besar. "Itulah yang membuat lautan memanas, dan kapal-kapal tenggelam dalam air yang bercampur gas," kata Yeltsov.