Misteri Penemuan Bangunan Kuno di Sawah Pasuruan
https://www.naviri.org/2018/08/misteri-penemuan-bangunan-kuno-di-sawah.html
Naviri Magazine - Ada banyak bangunan kuno, biasanya candi, yang ditemuakn telah terkubur di dalam tanah. Bangunan-bangunan kuno itu dulu berada di atas tanah. Namun, bersama perjalanan waktu berabad-abad, plus berbagai fenomena alam yang terjadi, bangunan itu lalu terkubur dan tertimbun tanah. Belakangan, bangunan-bangunan kuno itu ditemukan tanpa sengaja di zaman setelahnya, dan dilestarikan.
Kini, hal serupa tampaknya terjadi di Pasuruan. Tumpukan batu bata yang diduga bagian dari sebuah bangunan kuno ditemukan tanpa sengaja, terkubur di sawah.
Pagi itu, seorang penduduk bernama Woto bermaksud menggali tanah, untuk menyalurkan lebih banyak air ke sawahnya. Saat menggali, mata cangkul pria 50 tahun itu terantuk benda keras. Seperti batu di dalam lumpur sawah.
Woto menghentikan pekerjaannya. Dia melihat bata berwarna merah. Penasaran, Woto mencungkil dan menggali lumpur di sekitarnya, ternyata batu bata itu tak berdiri sendiri. Batu bata itu ternyata bertumpuk dan tersambung, seperti membentuk struktur bangunan.
"Kemarin (Senin) Pak Woto mau garap sawahnya. Saat menggali tanah untuk menyalurkan air, dia menemukan ada batu bata," kata Kepala Desa Candiwates, Ahmad Irfan, kepada detikcom media.
Woto kemudian lapor ke perangkat desa, yang segera datang untuk melihat langsung. Penemuan batu bata yang tertata rapi di Dusun Kalongan, Desa Candiwates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan itu segera dilaporkan ke Balai Pelestari Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto.
"Kami sudah laporkan ke BP3 Trowulan. Kami diminta tak meneruskan penggalian, karena akan ada petugas datang ke lokasi," kata Irfan.
Irfan mengatakan struktur yang ditemukan tersebut terbangun dari batu bata merah yang ukurannya jauh lebih besar dari batu bata saat ini.
"Berapa dalam dan luas bangunan, kami belum tahu. Kami serahkan ke petugas BP3," lanjut Irfan.
Irfan menduga, batu bata itu masih berhubungan dengan Candi Jawi yang hanya berjarak 1 km dari lokasi penemuan. Dugaan tersebut didasarkan pada ciri-ciri bangunan.
"Bata merah bangunan itu sangat besar, panjang 35 centi meter dan lebarnya 20 centi meter. Sangat tebal, beda dengan bata saat ini. Dari gambar-gambar juga mirip dengan batu bata di Candi Jawi," terang Irfan.
Irfan juga mendapat informasi di wilayah Prigen, terutama Desa Candiwates, terdapat belasan situs yang masih terpendam.
"Menurut petugas BP3 yang ada di Candi Jawi, ada 14 situs di sekitar sini yang belum ditemukan," terangnya.
Irfan berharap jika bangunan yang ditemukan di sawah tersebut benar-benar sebuah candi atau situs peninggalan sejarah lainnya, bisa mendatangkan manfaat bagi warga.
"Kami bisa ikut melestarikan peninggalan sejarah, dan mudah-mudahan bermanfaat bagi warga sekitar," pungkasnya.
Direncanakan BP3 Trowulan, Mojokerto akan datang ke lokasi, dan melakukan penelitian.
Baca juga: Misteri Pembangunan Bunker Rahasia untuk Menghadapi Kiamat