Misteri Kematian Burung Dodo Terakhir di Muka Bumi
https://www.naviri.org/2018/08/misteri-kematian-burung-dodo-terakhir.html
Naviri Magazine - Burung dodo pernah menjadi hewan yang hidup di bumi di masa lampau. Seperti umumnya hewan lain, burung dodo memiliki habitat sendiri yang memungkinkan mereka untuk hidup dan berkembang biak. Sampai kemudian, habitat mereka dimasuki manusia, dan burung dodo pun perlahan-lahan punah.
Kini, burung dodo hanya ada dalam dokumentasi, karena tidak ada satu pun lagi yang masih hidup.
Burung dodo terakhir di muka bumi, diketahui mati sekitar 300 tahun yang lalu. Semula, kematian burung itu diperkirakan sebagai kematian yang alamiah. Kini terungkap bahwa burung yang mengilhami penulis Lewis Carol atas karyanya, Alice in Wonderland, itu ternyata mati karena dibunuh secara sadis.
Dodo Lewis Carroll, atau juga dikenal dengan sebutan Oxford Dodo, dipamerkan di Museum of Natural History Oxford University, yang berada di Inggris. Spesimen tersebut kemudian menjadi objek penelitian sekelompok ilmuwan, guna memecahkan misteri yang telah membingungkan para peneliti selama bertahun-tahun.
Menurut penelitian dengan terobosan baru oleh Museum of Natural History Oxford University dan WMG di University of Warwick, Oxford Dodo ternyata mati setelah ditembak di bagian belakang kepalanya.
Menggunakan teknologi pemindaian forensik revolusioner dan keahlian kelas dunia, para peneliti telah menemukan bukti mengejutkan bahwa Oxford Dodo ditembak di leher dan belakang kepala dengan senapan.
Temuan yang dilakukan oleh Paul Smith, direktur Museum of Natural History, dan Mark Williams dari WMG, menjadi jelas ketika partikel misterius ditemukan dalam spesimen selama proses pemindaian dilakukan untuk membantu menganalisis anatomi.
Analisis selanjutnya dari bahan dan ukuran partikel dalam spesimen mengungkapkan bahwa itu adalah butiran peluru timbal, biasanya digunakan untuk berburu unggas liar selama abad ke-17.
Temuan itu menimbulkan keraguan pada teori yang diyakini sebelumnya, bahwa Oxford Dodo hidup terpelihara di sebuah rumah di London abad ke-17, yang mati hingga akhir hayat.
Oxford Dodo menjadi spesimen paling lengkap dari spesies dodo yang didapatkan dalam kondisi hidup, dan satu-satunya spesimen dengan jaringan lunak yang masih bertahan.
Hasil dari penelitian kolaboratif selama tiga tahun itu telah menunjukkan tembakan tidak menembus tengkoraknya. Hal ini sekaligus mengungkap tengkoraknya sangat tebal.
Untuk melakukan penelitian ini, spesimen Dodo dipindahkan dari Oxford ke laboratorium pemindaian canggih milik Williams di WMG. Menggunakan teknologi pemindaian CT dan perangkat lunak khusus untuk analisis 3D, para peneliti menganalisis tengkorak dodo dan membuat citra digital.
Teknologi yang digunakan memungkinkan peneliti untuk melihat ke dalam bagian spesimen, mengungkapkan detail tanpa merusak atau membelah spesimen.
Oxford Dodo awalnya datang ke Oxford University sebagai bagian dari koleksi spesimen dan artefak Tradescant yang dikumpulkan oleh ayah dan anak John Tradescant di London, pada abad ke-17.
"Meskipun hasil awalnya mengejutkan, namun menarik untuk dapat mengungkapkan bagian penting dari cerita dalam kehidupan burung punah yang paling terkenal di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa ketika Anda melakukan penelitian investigasi, Anda tidak pernah cukup tahu apa yang akan Anda temukan," kata Williams dalam unggahan resmi di situs universitas.
Baca juga: Ternyata, Kecoak Telah Hidup Sejak Zaman Dinosaurus