Ilmuwan Menemukan ‘Makhluk Neraka’ yang Hidup di Kedalaman Bumi
https://www.naviri.org/2018/08/makhluk-neraka.html
Naviri Magazine - Di kedalaman bumi yang sangat dalam, ternyata ada makhluk-makhluk hidup yang bersemayam. Kenyataan itu sangat mengejutkan para ilmuwan, mengingat inti kedalaman bumi memiliki suhu yang luar biasa panas.
Suhu panas itu mestinya akan memusnahkan makhluk apa pun yang mencoba tinggal di dalamnya. Namun nyatanya di tempat luar biasa panas itu ada makhluk-makhluk yang mampu bertahan hidup. Salah satu makhluk itu adalah hewan yang digolongkan sebagai cacing.
Sekelompok peneliti dari Princeton University melaporkan bahwa mereka menemukan spesies cacing baru yang mereka sebut cacing neraka. Cacing jenis baru itu dapat hidup di kedalaman 1,3 kilometer di bawah permukaan tanah yang amat panas.
"Kami menyebutnya sebagai 'Cacing dari Neraka'," ujar seorang peneliti biologi Princeton University, Tullis Onstott.
Onstott bersama rekannya menamakan spesies cacing tersebut dari Halicephalobus mephisto (cacing neraka), nama yang diambil dari iblis Mephistopheles dalam cerita karangan Faust. Cacing tersebut ditemukan di pertambangan emas ultra-dalam Beatrix, Afrika Selatan, yang tembus hingga kedalaman 3 kilometer.
Pada pertambangan yang sama, ilmuwan pernah menemukan organisme sel tunggal di kedalaman 1,6 kilometer. Pada kedalaman ini, temperatur tanah amat panas, mencapai 60-110 derajat celcius. Namun, baru kali ini binatang bersel majemuk ditemukan di kedalaman ekstrem.
Untuk mencari cacing neraka tersebut, Onstott bersama tim mengambil sampel air menggunakan mata bor, hingga kedalaman 3,6 kilometer. Mereka juga mengambil sampel tanah dari sekeliling mata bor, dan menyaring 40.000 galon air permukaan, guna memastikan cacing bukan berasal dari atas tanah.
Beberapa karakteristik Halicephalobus mephisto yang telah diketahui adalah; cacing neraka ini bisa berkembang biak secara aseksual. Selain itu, binatang ini diperkirakan telah hidup di sela patahan bebatuan dalam, sejak 2.900 tahun lalu. Guna memenuhi kebutuhan nutrisi, cacing ini memakan bakteri yang hidup di sela batuan.
Penelitian Onstott ini tak dilakukan dalam waktu singkat. Dibutuhkan penelitian selama 15 tahun hingga cacing neraka ini ditemukan. Temuan Onstott diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature.
Baca juga: Fakta-fakta Ajaib dan Mencengangkan Seputar Capung