Ternyata, Lumba-lumba Bisa Membedakan Kawan dan Musuh
https://www.naviri.org/2018/08/lumba-lumba-bisa-membedakan-teman.html
Naviri Magazine - Lumba-lumba—khususnya lumba-lumba hidung botol jantan—biasa hidup secara bergerombol bersama kawanannya. Meski begitu, tidak semua lumba-lumba jantan pasti cocok berteman. Karena, ketika menghadapi kawanan lumba-lumba lain yang dianggap musuh, mereka bisa berperang.
Pertanyaannya, bagaimana lumba-lumba bisa mengenali mana yang lawan dan mana yang kawan?
Kalau manusia menggunakan nama untuk mengenali orang lain, maka lumba-lumba hidung botol jantan mengidentifikasi lumba-lumba lain lewat suara. Kesimpulan ini didapat para ilmuwan setelah mengamati perilaku lumba-lumba hidung botol jantan di lepas pantai Australia, selama lebih dari 30 tahun.
Dijelaskan dalam laporan yang terbit di jurnal Current Biology, label vokal digunakan untuk mengelola jaringan sosial lumba-lumba.
Ide penelitian ini muncul setelah ada penelitian yang membuktikan bahwa lumba-lumba hidung botol jantan hidup berkelompok dalam waktu yang lama, bisa mencapai beberapa dekade.
Namun, mereka tidak mengetahui bagaimana pejantan itu melakukan hal tersebut. Awalnya, peneliti menduga sinyal vokal yang mirip akan membantu pembentukan dan mempertahankan hubungan.
"Kami menemukan lumba-lumba hidung botol jantan membentuk kelompok dalam waktu lama, karena mereka dapat mengidentifikasi ‘nama’ atau melabeli vokal lumba-lumba lain," kata Stephanie King dari Universitas Western Australia, dalam sebuah pernyataan dilansir Eurekalert.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa ‘nama’ membantu lumba-lumba jantan untuk melacak dan mengidentifikasi hubungan sosial mereka, yakni mengetahui mana yang teman dan mana yang lawan," imbuhnya.
King dan timnya mulai memahami peran yang dimainkan oleh komunikasi vokal dalam mengoordinasi perilaku sosial yang kompleks, termasuk kerja sama di dunia lumba-lumba hidung botol.
Penelitian bawah laut
Selama penelitian, para ahli merekam vokalisasi yang dibuat lumba-lumba, menggunakan mikrofon bawah air, atau dikenal dengan sebutan hydrophones. Alat ini dapat mengetahui label vokal yang digunakan masing-masing pejantan.
Setelah itu, ahli mengukur kemiripan sinyal-sinyal identitas vokal di dalam kelompok, untuk mengetahui apakah lumba-lumba jantan dalam satu kelompok memiliki kemiripan suara.
Hasil analisis menunjukkan lumba-lumba di dalam kelompok memiliki label vokal yang cukup berbeda. Ini artinya, label vokal itu fungsinya mirip seperti nama.
"Anggota dalam lumba-lumba hidung botol rupanya masing-masing memiliki suara unik dan berbeda, meski mereka ada di dalam satu ikatan kelompok yang kuat," ujar King. "Artinya, ‘nama’ untuk lumba-lumba lebih penting karena digunakan untuk melacak dan memelihara jaringan sosial."
Kini, King dan timnya akan mempelajari masing-masing lumba-lumba dengan lebih dekat untuk mengeksplorasi bagaimana pejantan menanggapi anggota kelompoknya dalam konteks berbeda.
Baca juga: Mengapa Burung Makan Kerikil dan Suka Mematuki Temannya?