Kisah Ngeri Pesawat-pesawat yang Lenyap di Segitiga Bermuda
Naviri Magazine - Bukan hanya kapal-kapal laut yang hilang di kawasan Segitiga Bermuda, tapi juga pesawat terbang. Pesawat-pesawat yang ...
https://www.naviri.org/2018/08/kisah-ngeri-pesawat-pesawat-yang-lenyap.html
Naviri Magazine - Bukan hanya kapal-kapal laut yang hilang di kawasan Segitiga Bermuda, tapi juga pesawat terbang. Pesawat-pesawat yang melintasi udara di atas Segitiga Bermuda juga lenyap satu per satu, bahkan kadang lenyap dalam jumlah banyak sekaligus.
Pada 5 Desember 1945, formasi lengkap 5 pesawat pelempar torpedo, Grumman TMB-3 Avenger AL AS, raib di hari yang masih siang.
Sebuah pesawat penyelamat, yang ingin mencari sisa-sisanya, pun ditelan ombak di “laut yang tidak beres” itu. Lima jet tempur itu bertolak dari pangkalan udara Forth Lauderdale di utara Miami wilayah Florida, AS, dalam rangka misi pelatihan.
Penerbangan dimulai dari Florida pukul 14.40, menuju arah timur sejauh 160 mil, kemudian belok ke utara sejauh 40 mil, dan akhirnya ke barat daya untuk kembali ke pangkalan lagi. Dalam perjalanan, ada acara latihan menyerang beberapa bangkai kapal di pantai kepulauan Great Sale Clay. Saat itu, lima pesawat terbang dalam formasi segitiga.
Lima pesawat tempur itu diawaki oleh 5 pilot, dibantu 8 tenaga ahli yang sangat mahir dan berpengalaman.
Pada pukul 15.45, saat pimpinan pangkalan militer menunggu berita dari skuadron 19, untuk menentukan letak pangkalan dan kode landing, pimpinan pangkalan militer tersebut sekonyong-konyong menerima berita aneh dari pilot penerbangan (Letnan Charles Taylor), yang berteriak mengatakan, ”Ini gawat, Pak! kami sepertinya khilangan arah! Tak ada daratan. Ulangi! Tak ada daratan! Saya tidak bisa menentukan arah, kami telah nyasar di angkasa, semuanya terlihat asing dan membingungkan, kami tidak tahu arah!”
Menara pengawas menanyakan formasi pesawat, tapi Taylor menjawab, “Tak tahu persis di mana kami berada!”
“Terbanglah ke barat,” perintah menara.
Tapi kemudian, lama sekali tidak ada kontak. Lalu ada percakapan simpang siur dari beberapa orang penerbang yang lain.
“Kami tidak tahu dimana arah barat. Ada yang tidak beres. Semua terlihat aneh, bahkan lautnya juga.” Sesudah sepi sejenak, komandan penerbangan menyerahkan komando kepada penerbang lain tanpa alasan yang jelas. Komandan baru ini melapor dengan suara setengah histeris, ”Ya Tuhan! Di mana kami? Mungkin kami sudah melewati Florida dan terbang di atas Teluk Meksiko!”
Pada saat itu, komandan yang baru memutuskan untuk terbang kembali 180 derajat ke arah Florida lagi. Tetapi, dari kenyataan sinyal radionya makin lama makin lemah, diduga ia justru terbang menjauhi pangkalan. Lapora, terakhir yang ditangkap ialah, “Tampaknya kami memasuki air putih, tamatlah kami!”
Segera sesudah kontak dengan penerbang itu putus, sebuah pesawat amfibi PBM-5 Martin Mariner mengangkasa untuk memberi pertolongan. Beberapa menit kemudian, pesawat ini melaporkan posisinya, tapi kemudian pemancarnya diam.
Pesawat itu hilang juga bersama 13 awak pesawat. Tak berbekas seperti lima pesawat Grumman yang hendak ditolong. Menurut saksi mata di atas kapal tanker Gaines Miles, yang kebetulan berlayar di daerah itu, pesawat amfibi itu jatuh ke laut.
Termasuk pesawat yang raib adalah:
- Pada 1945, raib dua pesawat pengebom milik angkatan bersenjata AS.
- Pada 1948, pesawat penumpang Inggris, Star Tiger, yang mengangkut 313 penumpang, raib.
- Kembali pesawat penumpang inggris, Star Ariel yang mengangkut 474 penumpang, juga raib.
- Pada 1956, pesawat P5M milik angkatan laut AS raib bersama 5 orang penumpangnya.
Teori ini diuji coba di laboratorium, dan hasilnya memuaskan beberapa orang terkait penjelasan yang masuk akal seputar misteri lenyapnya pesawat-pesawat dan kapal laut yang melintas di wilayah tersebut.