Kekuatan Alam di Balik Misteri Segitiga Bermuda

 Kekuatan Alam di Balik Misteri Segitiga Bermuda

Naviri Magazine - Upaya menguak misteri Segitiga Bermuda tak henti dilakukan. Ilmuwan dari berbagai bidang dan dari berbagai negara terus melakukan penelitian, untuk mengungkap apa sebenarnya yang terjadi Segitiga Bermuda, dan mengapa kawasan itu begitu misterius sekaligus mengerikan, karena telah melenyapkan banyak pesawat dan kapal-kapal yang melintas di sana.

Segitiga Bermuda terletak di sebelah barat Samudera Atlantik, sebelah tenggara wilayah Miami Florida, AS. Tepatnya, sebagian besar wilayah ini membentuk segitiga, antara kepulauan Bermuda, Puerto Rico di Jamaica, dan bagian selatan Florida, AS. Luas Segitiga Bermuda kira-kira 1,2 juta kilometer persegi, terdiri dari 300 pulau kecil yang dihuni 65.000 jiwa.

Segitiga Bermuda merupakan teka-teki alam semesta, yang membuat manusia bingung mengungkapnya semenjak 500 tahun lalu, sejak Columbus menemukan Amerika pada 1492. Hingga sekarang, Segitiga Bermuda tetap menjadi misteri, sekalipun berbagai perkiraan dan prediksi telah disampaikan.

Fenomena Segitiga Bermuda merupakan salah satu keajaiban alam yang dibicarakan dari waktu ke waktu. Semuanya diliputi keanehan dan ketidakjelasan.

Namun, misteri hilangnya beberapa kapal laut dan pesawat terbang di wilayah Segitiga Bermuda kini mulai tersingkap.

Segitiga Bermuda ternyata sebuah fenomena gas akut biasa, demikian tulis Salem-News.com. Gas alam, sama seperti gas yang dihasilkan air mendidih, terutama gas metana, adalah penyebab utama di balik hilangnya beberapa pesawat terbang dan kapal laut.

Bukti penemuan yang membawa sudut pandang baru terhadap misteri yang menghantui dunia selama bertahun-tahun itu tertuang dalam laporan American Journal of Physics.

Professor Joseph Monaghan meneliti hipotesis itu, ditemani oleh David May di Monash University, Melbourne, Australia. Dua hipotesis penelitian itu adalah balon-balon raksasa gas metana keluar dari dasar lautan yang menyebabkan sebagian besar, untuk tidak mengatakan semua, kecelakaan misterius di lokasi itu.

Ivan T Sanderson sebenarnya telah mengidentifikasi zona-zona misterius selama tahun 1960-an. Sanderson bahkan menggambarkan sebenarnya zona-zona misterius itu lebih berbentuk seperti ketupat, ketimbang segitiga. Sanderson menemukan bahwa bukan saja Segitiga Bermuda, tetapi Laut Jepang dan Laut Utara adalah dua area tempat kejadian misterius sering terjadi.

Para oseanograf yang menjelajah di dasar laut Segitiga Bermuda dan Laut Utara, wilayah di antara Eropa daratan dan Inggris, melaporkan menemukan banyak kandungan metana dan situs-situs bekas longsoran. Berangkat dari keterkaitan itu, dan data-data yang tersedia, dua peneliti itu menggambarkan apa yang terjadi jika sebuah balon metana raksasa meledak dari dasar laut.

Metana, yang biasanya membeku di bawah lapisan bebatuan bawah tanah, bisa keluar dan berubah menjadi balon gas yang membesar secara geometris ketika ia bergerak ke atas. Ketika mencapai permukaan air, balon berisi gas itu akan terus membesar ke atas dan ke luar.

Setiap kapal yang terperangkap di dalam balon gas raksasa itu akan langsung goyah dan tenggelam ke dasar lautan. Jika balon itu cukup besar dan memiliki kepadatan yang cukup, maka pesawat terbang pun bisa dihantam jatuh olehnya. Pesawat terbang yang terjebak di balon metana raksasa berkemungkinan mengalami kerusakan mesin, karena diselimuti oleh metana dan segera kehilangan daya angkatnya.

Baca juga: 5 Teori Populer Terkait Segitiga Bermuda yang Misterius

Related

Science 2702957243970283878

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item