800 Juta Orang Akan Kehilangan Pekerjaan Pada 2030

Naviri Magazine - Pada tahun 2030 nanti, diperkirakan 400-800 juta orang akan kehilangan pekerjaan, karena adanya otomatisasi yang dilakukan robot dan mesin-mesin canggih. Kenyataan itu mungkin terdengar mengerikan, tapi hal itu sebenarnya bahkan telah dimulai sejak sekarang. Jika kita perhatikan, ada banyak hal yang saat ini mulai digantikan mesin, padahal sebelumnya dikerjakan manusia.

Dalam upaya menghadapi tantangan semacam itulah, mahasiswa di Universitas Pertamina (UP) dibekali aneka hal sebagai persiapan menyambut era mendatang.

Memasuki tahun ke-3, Universitas Pertamina menerima 1.413 mahasiswa baru untuk tahun akademik 2018/2019. Para mahasiswa tersebut merupakan hasil seleksi dari 5.248 peserta dari berbagai penjuru tanah air.

Rektor UP, Akhmaloka, dalam Sidang Terbuka Penerimaan Mahasiswa Baru di Kampus UP, menyampaikan rasa bangga kepada para mahasiswa terpilih. 

"Kalian mendapat kesempatan istimewa dibandingkan teman-teman yang lain. Manfaatkan sebaik mungkin kesempatan ini untuk mempersiapkan diri agar menjadi pemimpin-pemimpin masa depan," kata Akhmaloka dalam sambutan kepada para mahasiswa baru.

Bersaing di era industri 4.0 

Dia juga berharap mahasiswa dapat memanfaatkan waktunya dengan optimal dan positif, selama menjalani perkuliahan di UP. Akhmaloka menyampaikan komitmen UP untuk berusaha sebaik mungkin mempersiapkan mahasiswanya, agar mampu bersaing dalam era revolusi Industri ke-4.

Laporan McKinsey Global Institute Desember 2017 memprediksi 400-800 juta orang akan kehilangan pekerjaan, digantikan otomatisasi (automation) hingga tahun 2030 nanti.

“Jika individu-individu usia produktif tidak dibekali dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memadai, maka tingkat pengangguran diperkirakan akan sangat tinggi,” tuturnya. 

Transformasi generasi ke-4 

Akhmaloka menambahkan, perguruan tinggi dituntut bertransformasi menjadi perguruan tinggi generasi ke-4 (fourth generation university), yaitu entrepreneurial university.

Menurutnya, perguruan tinggi entrepreneurial akan meluluskan bukan saja individu-individu sarjana, melainkan juga organisasi-organisasi baru atau perusahaan-perusahaan rintisan yang dikenal dengan sebutan startup companies.

“Di kampus ini, mahasiswa akan kami ajak menjadi lifelong learners, yaitu individu-individu yang memiliki motivasi kuat untuk terus belajar,” ujarnya.

Dengan cara seperti itu, perguruan tinggi entrepreneurial berperan sebagai simpul jaringan perusahaan-perusahaan (companies network).

Sepuluh kompetensi 2020 

Lebih lanjut, Rektor UP menyampaikan Kurikulum UP telah didesain sesuai kebutuhan dan tantangan di masa depan, di antarnya dengan memasukkan 10 keterampilan yang dibutuhkan di tahun 2020.

Kesepuluh kecakapan atau kompetensi tersebut yakni; kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, kreativitas, mengelola manusia, kolaborasi, kecerdasan emosional, kemampuan mengambil keputusan, berorientasi pada pelayanan, negosiasi, dan kecerdasan dalam bertindak.

Akhmaloka menambahkan, hampir setiap minggu UP mendatangkan tokoh sukses di bidang masing-masing, sehingga mahasiswa mendapatkan kesempatan meningkatkan wawasan. Selain itu, pengajar di UP tidak hanya dosen, namun juga praktisi industri.

Pembelajaran luar kelas 

Mahasiswa juga tidak hanya belajar dalam lingkup kelas atau laboratorium, tetapi juga bisa belajar di luar kampus, baik dalam bentuk fieldtrip, pertukaran pelajar ke luar negeri, maupun dalam bentuk internship di sektor industri.

“Hal ini sangat mungkin dilakukan, karena Universitas Pertamina memiliki dukungan fasilitas dan kedekatan dengan industri (close to the industry), bahkan Universitas Pertamina lahir dari dunia industri, yaitu PT Pertamina (Persero), BUMN terbesar di Indonesia pada bidang energi,” ungkapnya.

Dia berharap, setelah menyelesaikan studi, para mahasiswa dapat berkiprah di berbagai arena kehidupan dan memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Baca juga: 9 Pekerjaan dengan Gaji Tinggi yang Tak Perlu Ijazah S1