Meski Menjijikkan, Kecoak Menginspirasi Penciptaan Robot
https://www.naviri.org/2018/08/kecoak-menginspirasi-robot.html
Naviri Magazine - Banyak orang takut atau geli pada kecoak, karena menganggapnya hewan menjijikkan. Kenyataannya, kecoak memang punya perilaku yang tidak bersih. Hewan itu bisa berenang-renang di air yang kotor, lalu enak saja naik ke meja makan. Namun, meski menjijikkan, kecoak ternyata menginspirasi para ilmuwan dalam penciptaan robot.
Hal penting yang diamati ilmuwan terkait kecoak adalah kepalanya yang sangat kuat—mirip tokoh Jaggernaut dalam film X-Men.
Saat berhadapan dengan rintangan seperti tembok vertikal, umumnya makhluk hidup akan menghindari. Namun tidak dengan kecoak, serangga tersebut justru menabrakkan kepalanya.
Kecoa punya kepala "serupa bumper mobil", demikian dinyatakan Kaushik Jayaram dari Departemen Integrasi Biologi di Universitas California di Berkeley, dalam publikasinya di The Royal Society Iterface.
Dengan mempelajari kemampuan itu, peneliti berharap bisa menciptakan sebuah robot yang meniru keunggulan kecoak. Sebelumnya, telah ada pula robot yang meniru kemahiran kecoak melewati lorong sempit.
Dalam publikasinya, Jayaram dan rekannya menguraikan bahwa kecoak lihai dalam membaca kondisi medan yang akan dilalui. Indra dan otaknya akan saling bersinergi untuk menentukan langkah, supaya tidak terjebak pada rintangan.
Dengan menabrakkan kepalanya ke dinding rintangan, kecoak memang akan sedikit terpental. Namun demikian, kecoak mampu mengatur tubuhnya, sehingga bisa melompat kembali ke permukaan dinding vertikal, dan merayap lebih baik.
Apa yang diketahui dari kecoak tersebut, turut membawa peneliti kepada hipotesis bahwa beberapa hewan memanfaatkan tubuhnya, tidak hanya sebagai tameng pelindung. Tubuh hewan dipakai untuk meredam momentum tumbukan, lalu dialihkan sebagai energi.
Jayaram dan timnya mengamati 18 kecoak jantan yang ditempatkan pada permukaan datar, yang dirancang berujung pada tembok vertikal. Kecoak dipantau lewat kamera berkecepatan 500 frame per detik. Disediakan pula perangkat lunak untuk menangkap setiap perubahan gerak kecoak, baik horizontal maupun vertikal.
“Dalam eksperimen ini, kami melihat bahwa kecoak merayap lebih cepat 20 persen dibandingkan harus menapakkan kaki terlebih dahulu sebelum akhirnya memanjat dinding,” ujar Jayaram, seperti yang dilansir dari Live Science.
“Dalam habitat aslinya, kenaikan 20 persen ini bisa membantu saat harus menghindari mangsa. Antara hidup dan mati,” imbuhnya.
Baca juga: Kecoak Telah Ada di Bumi, Jauh Sebelum Lahirnya Manusia