Kontroversi Humanity Star, Benda Langit yang Diciptakan Manusia
https://www.naviri.org/2018/08/humanity-star.html
Naviri Magazine - Ada banyak benda di langit, yang paling terkenal tentu bintang-bintang yang terlihat saat malam datang. Namun, tidak semua benda langit muncul secara alami sebagaimana bintang dan bulan. Ada banyak pula benda langit yang sebenarnya diciptakan manusia, meski wujudnya tak pernah terlihat. Salah satu benda langit buatan manusia yang paling banyak adalah satelit.
Gara-gara keberadaan benda-benda langit yang dibuat manusia, setiap hari ada 50 ton material yang mengotori bumi di luar angkasa. Kini, jumlah itu akan bertambah dengan diciptakannya Humanity Star yang kemunculannya mengundang polemik.
Betapa pun indahnya Humanity Star saat berpendar kelap-kelip di malam hari, benda ini sebenarnya memicu kontroversi. Terutama untuk para astronom, karena kehadiran materi unnatural dapat mengganggu penelitian objek luar angkasa di langit malam.
Humanity Star dibuat oleh perusahaan swasta Rocket Lab. Diluncurkan dari Selandia Baru, dan akan mengorbit Bumi setiap 90 menit. Satelit yang terbuat dari serat karbon itu memiliki 65 panel reflektif yang memantulkan sinar Matahari ke Bumi.
Peter Beck, pendiri Rocket Lab, berharap Humanity Star dapat berfungsi sebagai titik fokus bagi kemanusiaan, dan pengingat tentang alam semesta.
Karena dirancang persis lampu disko, dan berputar dengan cepat, Humanity Star menciptakan efek berkedip. Rocket Lab menyatakan itu akan menjadi hal paling terang di langit.
"Contoh yang satu ini tak akan menjadi masalah besar, tetapi ide yang menjadikannya hal lumrah—terutama pada skala lebih besar—akan menyesatkan para astronom," kata profesor astrofisika Richard Easther, dari Universitas Auckland.
Meski menimbulkan perdebatan, Rocket Lab mengklaim Humanity Star hanya akan berada di luar angkasa selama sembilan bulan, sebelum mulai rusak dan jatuh lagi ke Bumi.
Baca juga: Manusia, Sumber Kerusakan Makhluk Hidup Lain di Bumi