Menurut Penelitian, Ternyata Gurita Keturunan Alien
https://www.naviri.org/2018/08/gurita-keturunan-alien.html
Naviri Magazine - Apakah kita percaya pada alien, alias makhluk luar angkasa? Sebagian orang mungkin percaya, sebagian lagi mungkin tidak. Karena, bagaimana pun, kita selama ini hanya menyaksikan wujud alien dalam film-film, tapi tak pernah menyaksikannya langsung di dunia nyata.
Sekarang, ada sesuatu yang mungkin akan mengejutkan. Sekelompok ilmuwan menemukan kenyataan bahwa gurita sebenarnya adalah alien!
Dalam jurnal Progress in Biophysics and Molecular Biology, yang dilansir Independent, disebutkan bahwa gurita adalah alien. Itu adalah klaim dari tim beranggotakan 33 peneliti internasional yang dipimpin Edward J. Steele, ahli astrobiologi University of Ruhuna, Sri Lanka.
Mereka tidak mengacu pada alien dalam arti metaforis, melainkan alien literal—makhluk yang berasal dari luar angkasa.
Mereka berpendapat, letusan Kambrium (Cambrian explosion) atau kemunculan filum-filum utama secara cepat pada 540 juta tahun lalu, adalah hasil dari intervensi ekstraterestrial.
Karena itu, mereka menyimpulkan bahwa kemunculan cepat sebagian besar kelompok hewan utama yang masih ada di Bumi saat ini adalah terestrial atau kosmis. Kesimpulan mereka adalah yang terakhir.
Secara khusus, para peneliti mengusulkan gagasan bahwa virus alien jatuh ke Bumi melalui meteor, yang kemudian menginfeksi populasi cumi-cumi primitif dan menyebabkan mereka berevolusi menjadi gurita.
"Bukti peran virus luar angkasa dalam memengaruhi evolusi terestrial baru-baru ini secara tersirat terkandung dalam gen sekuensi transkriptom Cephalopoda," tulis para peneliti. "Genom gurita menunjukkan tingkat kerumitan yang mengejutkan, dengan 33.000 kode protein gen lebih banyak dibanding Homo sapiens saat ini."
Teori lain yang mereka ajukan adalah cumi-cumi yang dibuahi atau telur gurita dikirim ke Bumi oleh sebuah meteor.
Menurut Chandra Wickramasinghe, salah satu penulis makalah di atas, ini adalah konsep baru dari hipotesis "panspermia" atau hipotesis bahwa kehidupan ada di seluruh alam semesta, karena disebarkan melalui meteoroid, asteroid, dan planetoid.
"Adalah masuk akal kalau kemudian muncul pernyataan bahwa mereka datang dari masa depan dalam hal evolusi terestrial, atau lebih realistis dari kosmos pada umumnya," ujar peneliti. Berkaitan dengan kemampuan unik dari makhluk-makhluk itu, sebagai contoh, yang menjadikan gurita mungkin berasal dari luar angkasa.
Mereka pun beralasan mengapa gurita disebut sebagai makhluk alien. Mereka berpendapat hewan itu memang aneh. Gurita adalah hewan moluska, itu berarti mereka sepupu dekat siput, tetapi—yang membuat beda—gurita sangat cerdas.
"Otak besar dan sistem saraf canggih, mata seperti kamera, tubuh fleksibel, serta kamuflase seketika melalui kemampuan untuk mengubah warna dan bentuk, hanya beberapa fitur yang muncul tiba-tiba dalam adegan evolusi," tulis laporan tersebut.
Dengan ciri-ciri seperti itu, mereka membuktikan bahwa asal-usul mereka bukan dari Bumi.
Bagaimanapun, teori ini menurut Tech Times, tidak benar-benar baru, karena gagasan kehidupan di Bumi yang berasal dari batuan luar angkasa telah ada sejak tahun 1970-an.
Gurita adalah salah satu makhluk hidup tertua di Bumi. Pohlsepia, nenek moyang mereka, telah hadir dengan delapan lengan (tentakel) dan dua mata sejak 296 juta tahun lalu, bahkan sebelum dinosaurus mulai berkembang.
Filsuf Yunani, Aristoteles, sempat merendahkan kecerdasan hewan ini dalam tulisannya pada 350 SM, tetapi penelitian terbaru menunjukkan gurita adalah makhluk yang amat cerdas. Mereka bisa keluar dari labirin, membongkar barang, dan mengingat solusi sesuatu.
Bahkan, baru-baru ini ditemukan bahwa gurita dapat menulis ulang RNA mereka sendiri, untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Bantahan terhadap hasil studi tersebut
Hasil penelitian di atas pastinya ada pro dan kontra. Ilmuwan dari Oxford University Museum of Natural History, Mark Carnall, menggarisbawahi bahwa tak ada satu pun penulis makalah tersebut berlatar belakang zoologi—cabang biologi yang mempelajari struktur, fungsi, perilaku, serta evolusi hewan.
Itu mengapa, menurut Carnall, hasilnya harus dipertanyakan. Demikian dinukil Popular Science.
Ahli genetika molekuler, Profesor Karin Moelling dari Max Planck Institute Molecular Genetics, yang diminta memeriksa hasil penelitian tersebut, menyimpulkan bahwa itu tidak perlu dianggap serius.
Alasan utama untuk keraguan yang diberikan oleh 33 peneliti itu adalah mereka tidak ada bukti sama sekali.
Peneliti lainnya, Ken Stedman, seorang ahli virologi dan profesor biologi di Portland State University, juga sedikit banyak menyangsikan isi laporan tersebut. Ia mengatakan, "Banyak klaim dalam makalah ini lebih dari sekadar spekulatif, dan (mereka) bahkan tidak benar-benar mempelajari literatur."
Sebagian besar spekulasi para peneliti bertumpu pada gagasan bahwa genetika gurita dan kerabatnya misterius. Namun, sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 2015 di jurnal Nature, mengungkapkan genom gurita.
Faktanya, gen gurita menunjukkan mereka cocok dengan teori evolusi kehidupan yang dipahami secara umum di Bumi, bukan bagian dari alien. Mereka diduga telah berpisah dari garis keturunan cumi sekitar 135 juta tahun yang lalu.
Baca juga: Fakta Menakjubkan di Balik Bulu-bulu Burung