Banyak Orang Tidak Tahu, Ternyata Gajah Takut pada Lebah
https://www.naviri.org/2018/08/gajah-takut-lebah.html
Naviri Magazine - Gajah terkenal sebagai hewan yang bukan hanya besar dan kuat, tapi juga sangat pintar. Dengan kekuatan tubuhnya, gajah bisa mencabut pohon sampai ke akar-akarnya. Sementara dengan kepintaranya, gajah bisa mengingat banyak hal, termasuk wajah manusia.
Dengan kekuatan sekaligus kepintaran semacam itu, gajah tentu hewan yang ditakuti di antara hewan-hewan lain.
Namun, bagaimana pun, semua kekuatan memiliki kelemahan, termasuk gajah. Meski besar dan kuat sekaligus pintar, gajah tetap memiliki kelemahan dan ketakutan. Uniknya, gajah bukan takut pada hewan-hewan lain yang sama besar, tapi justru takut pada hewan-hewan kecil. Lebah adalah salah satu hewan kecil yang ditakuti gajah.
Sengatan lebah tentu tak bisa menembus kulit gajah yang sangat tebal. Tapi jika lebah-lebah berkerumun, maka mereka bisa menyengat hewan besar itu di daerah paling sensitif, seperti belalai, mulut, dan mata.
Sengatan ratusan lebah akan membuat gajah kesakitan. Itulah yang membuat hewan bertelinga lebar ini sangat takut dengan ancaman lebah.
Penelitian yang awalnya dilakukan di Afrika itu menemukan bahwa gajah Afrika sangat takut pada lebah Afrika. Ini mungkin karena lebah Afrika terkenal sangat agresif.
Selain itu, dalam penelitian terbaru yang dipimpin oleh Lucy King, rekan penelitian Universitas Oxford, menemukan hal yang sama pada gajah Asia. Tapi berbeda dengan gajah Afrika, gajah Asia terlihat sedikit lebih berani daripada gajah Afrika.
Sayangnya, masih belum jelas mengapa gajah Asia bereaksi berbeda terhadap lebah Asia. Bisa jadi hal itu karena lebah Asia kurang agresif jika dibandingkan lebah Afrika.
Mungkin juga gajah hanya memiliki respons perilaku yang berbeda, seperti cara orang dari satu budaya tertawa saat gugup, dan orang dari budaya lain mungkin gelisah atau berbicara cepat, kata John Poulsen, ahli ekologi tropis. Poulsen merupakan asisten profesor di Universitas Duke, AS, yang telah melakukan penelitian serupa.
Mengatasi konflik gajah-manusia
Para peneliti kemudian menjadikan penemuan ini sebuah cara untuk mengatasi konflik manusia dan gajah. Para peneliti menyarankan para petani untuk membuat jalur pagar dengan merangkai sarang lebah setiap 20 meter. Hasilnya, 80 persen gajah Afrika tidak berani mendekati lahan pertanian.
Hasil tersebut membuat para peneliti berharap temuannya dapat membantu menyelamatkan populasi gajah di alam liar. Terutama untuk mengatasi konflik gajah-manusia di Sri Lanka, Nepal, Thailand, dan India.
Di Afrika, sebuah kelompok konservasionis bernama Save the Elephants, yang dikepalai King, membangun pagar kawat dan sarang lebah untuk lahan seluas satu hektar. Dengan cara ini, mereka dapat melindungi gajah sekaligus memberikan sumber penghasilan baru untuk para petani, yaitu panen madu dua kali dalam setahun.
Pagar sarang lebah itu juga memiliki fungsi lain, yaitu sebagai penghalang psikologis bagi para petani. Pagar itu membuat para petani berpikir dua kali sebelum menebang pohon atau membakar hutan untuk lahan pertanian.
Awalnya, King kesulitan meyakinkan para petani untuk melakukan "ide gila" pagar sarang lebah ini.
"Ketika saya pertama kali memulai, saya harus benar-benar meyakinkan orang untuk mencobanya," kata King dikutip dari New York Times. "Mereka pikir saya benar-benar gila. Lalu mereka berpikir, ‘yah, dia memberi kita sarang lebah gratis, jadi terserah’. Sekarang orang mengantre untuk melakukannya."
Selain menemukan cara itu, King juga belajar bahwa sarang lebah berayun membuat lebah keluar dari sarang. Hal itu membuat gajah lebih takut lagi.
Gajah hewan pintar
Gajah merupakan hewan yang sangat pintar. Saat tidak disengat lebah, mereka akan menyadari bahwa dengung yang didengar bukanlah ancaman nyata, kata King. Ini ditemukan saat para peneliti memainkan rekaman suara dengungan lebah, tanpa benar-benar ada sengatan.
Meski begitu, King juga menyadari bahwa rasa takut pada lebah tak akan cukup untuk mengusir gajah. Apalagi jika ladang dipenuhi hasil panen.
Pandangan serupa juga diungkapkan oleh Steeve Ngama, kandidat doktoral di Universitas de Liege, Belgia. Ngama berpendapat bahwa sarang lebah adalah ide yang bagus, tapi bagaimana pun gajah akan bisa mengakalinya dan mencari solusi.
"Jika gajah memiliki taruhan, misalnya dengan mengakses buah berlimpah atau hasil panen, mereka akan menghabiskan waktu untuk belajar mengatasi metode ini," ungkapnya. "Pembelajaran mereka sebagian besar akan berhasil, apalagi saat hasilnya setara dengan risiko yang dihadapi."
Baca juga: Ternyata, Tempat Tidur Manusia Lebih Kotor dari Sarang Simpanse