Enrico Fermi dan Kisah Masuknya Dunia ke Zaman Atom
https://www.naviri.org/2018/08/enrico-fermi.html
Naviri Magazine - Dilahirkan di Roma, 29 September 1901, Enrico Fermi adalah fisikawan Italia-Amerika yang dianggap sebagai salah satu pakar fisika terkemuka abad 20.
Nama Fermi mulai diperbincangkan banyak orang, ketika pada tahun 1933 ia merumuskan teori mengenai “peluruhan beta” (sejenis radioaktivitas) yang berkaitan dengan “neutrino dan interaksi lemah”, dua topik penting dalam dunia fisika masa kini. Penelitian tersebut, meski tidak mudah dipahami orang awam, menempatkan Fermi sebagai seorang ahli fisika terkemuka di dunia
Pada tahun 1938, penelitian penting Fermi terhadap penyerapan neutron membuatnya memperoleh hadiah Nobel dalam bidang fisika. Pada waktu itu, Mussolini sedang berkuasa di Italia, dan Fermi termasuk orang yang berpaham anti-fasis. Keadaan itu ditambah lagi dengan fakta istri Fermi yang keturunan Yahudi, sementara pemerintah fasis di Italia mengeluarkan sejumlah undang-undang anti-Yahudi.
Jadi, seusai menerima hadiah Nobel di Stockholm, Fermi tidak pulang ke Italia, melainkan pergi ke New York. Kedatangan Fermi di Amerika disambut baik, dan Universitas Columbia segera menjadikannya sebagai tenaga ahli.
Tidak lama setelah itu, Fermi pindah ke Universitas Chicago, dan di sanalah kemudian ia mengawasi pembangunan reaktor nuklir pertama, yang menandai masuknya dunia ke zaman atom, karena untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia berhasil membuat reaksi berantai nuklir.
Seusai perang, Fermi menjadi guru besar di Universitas Chicago. Sepanjang hidupnya, ia telah menghasilkan lebih dari 200 artikel ilmiah, dan dunia menghormatinya dengan menamai elemen kimia nomor 100 dengan namanya, “Fermium”.
Enrico Fermi meninggal dunia pada 28 November 1954, dalam usia 53 tahun.
Baca juga: Mengenal Kurt Alder, Ahli Kimia Jerman Peraih Nobel