5 Kisah Nyata Anak Manusia yang Dibesarkan oleh Hewan
https://www.naviri.org/2018/08/anak-manusia-dibesarkan-hewan.html
Naviri Magazine - Kita mungkin akrab dengan kisah Tarzan, sosok yang hidup di hutan bersama hewan-hewan. Sebegitu dekat Tarzan dengan hewan, dia sampai bisa “berkomunikasi” dengan hewan-hewan. Namun, bagaimana pun, Tarzan hanya kisah fiksi. Mungkinkah kisah seperti Tarzan benar-benar terjadi di dunia nyata?
Ternyata, di dunia nyata juga ada kisah serupa, yaitu anak-anak manusia yang dibesarkan oleh hewan di hutan. Anak-anak itu terpisah dari orang tuanya, dengan berbagai sebab, dan mereka lalu bertahan hidup sendirian sampai ditemukan hewan-hewan, dan anak-anak itu kemudian tumbuh besar bersama hewan. Berikut ini adalah lima kisah mereka.
1. Dina Sanichar, the Indian Wolf Boy
Dina adalah anak laki-laki yang memiliki keterbelakangan mental, yang tinggal di rumah yatim piatu, Sekandra. Dia ditemukan pada 1867, saat usianya 6 tahun, oleh seorang pemburu di hutan Bulandshahr, Sekandra, India.
Saat itu, Dina sedang mengikuti serigala ke sebuah gua. Secara keseluruhan, dia berperilaku layaknya hewan liar; tidak berpakaian, dan hanya memakan makanan di sekitarnya. Dia juga tidak dapat berbicara seperti manusia. Dina Sanichar meninggal pada 1895.
2. Kamala dan Amala, the Wolf Girls of Midnapore
Dua anak, berumur sekitar 18 bulan (Amala) dan 8 tahun (Kamala), ditemukan pada 1920, di Midnapore, India. Ketika ditemukan, mereka sedang bersama-sama di gua serigala. Walapun demikian, mereka dipercaya bukan dua anak yang memiliki hubungan saudara, tetapi anak-anak yang dibuang.
Pada tahun tersebut, Pendeta Joseph Singh, seorang misionaris yang bertanggung jawab atas sebuah panti asuhan di India Utara, mendengar adanya dua sosok hantu yang tinggal bersama sekelompok serigala dekat Midnapore di hutan Bengal.
Setelah diketahui bahwa mereka manusia, mereka pun diselamatkan. Dua anak perempuan itu tidak memiliki sikap layaknya manusia, baik dalam berperilaku maupun berpikir. Mereka akan melepas pakaian yang menempel pada tubuhnya, dan hanya memakan daging mentah.
3. Daniel, the Andes Goat Boy
Daniel, yang dijuluki “si manusia kambing”, ditemukan di Andes, Peru, pada 1990. Dia dipercaya telah dibesarkan oleh kambing selama 8 tahun. Dia bertahan hidup dengan meminum susu kambing, dan memakan tanaman dan buah berry.
Berada di alam liar, dia pun mempunyai karakter yang liar pula. Dia berjalan dengan kedua kaki beserta lengannya, layaknya hewan berkaki empat. Dia juga bisa berkomunikasi dengan para kambing, namun tidak dengan manusia.
Setelah ditemukan, Daniel diinvestigasi oleh tim dari Univeristas Kansas (The University of Kansas atau Kansas state University) dan diberi nama Daniel.
4. The Syrian Gazelle Boy
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun ditemukan di tengah-tengah kawanan rusa, di gurun yang berada di Suriah, pada 1946. Diperkirakan, dia telah berada di alam liar selama 9 tahun, dan itu berarti dia telah terpisah dengan orang tuanya saat usianya menginjak 1 tahun.
Meskipun kondisinya terbilang kurus, tetapi dia termasuk anak yang sehat dan kuat dengan otot-otot yang sama kuat.
5. Bello, the Nigerian Chimp Boy
Bello ditemukan pada 1996, pada usia sekitar 2 tahun. Dia dinyatakan memiliki keterbelakangan fisik dan mental, dan diperkirakan dibuang oleh orang tuanya saat berusia sekitar 6 bulan.
Setelah dibuang, dia diadopsi oleh keluarga simpanse di hutan Falgore, Nigeria. Enam tahun kemudian, tersebar kabar bahwa Bello telah tinggal di rumah penampungan Tudun Maliki Torrey di Kano. Kemungkinan, Bello adalah anak dari seorang etnis Fulani, yang sering melakukan perjalanan ke wilayah tersebut.
Ketika berada di rumah penampungan, Bello berjalan layaknya simpanse. Dia melompat-lompat pada malam hari, mengganggu anak-anak lain, dan menendang benda-benda yang ada di sekitarnya.
Seiring berjalannya waktu, Bello tampak lebih tenang, tetapi masih melompat-lompat seperti simpanse, seolah itu sifat alamiah yang ada pada dirinya. Selain itu, dia juga membuat suara seperti simpanse, dan menepuk-nepuk kepalanya dengan tangan. Namun, pada 2005, Bello dinyatakan meninggal.
Baca juga: 5 Bangkai Paling Aneh yang Pernah Terdampar di Pantai