5 Ayah Terbaik dan Terburuk di Dunia Hewan
https://www.naviri.org/2018/08/5-ayah-terbaik-dan-terburuk-di-dunia-hewan.html
Naviri Magazine - Di dunia manusia, ada ayah yang baik namun ada pula ayah yang buruk. Ayah yang baik tentu sosok yang bertanggung jawab, yang memastikan kesehatan dan kesejahteraan anak-anaknya, serta melindungi keluarganya dari kemungkinan datangnya masalah.
Sebaliknya, ayah yang buruk memiliki sifat dan sikap sebaliknya. Mereka tidak bertanggung jawab, tidak peduli dengan kesehatan dan kesejahteraan anak-anaknya, dan tidak mau mengurusi keluarga, bahkan bisa jadi menyengsarakan pasangan dan anak-anaknya.
Fenomena serupa juga ada di dunia hewan. Ayah di dunia hewan ternyata ada yang baik, namun juga ada yang buruk. Berikut ini beberapa di antaranya.
Ayah terbaik: monyet owl
Ayah monyet owl termasuk sosok terbaik di dunia hewan. Pasca pasangannya melahirkan, hingga beberapa bulan ke depan, sang ayah begitu memperhatikan kehidupan anaknya. Dengan demikian, sang ayah ikut berperan membantu menghemat energi sang ibu yang harus menyusui dan memulihkan kondisi, setelah kehamilan dan proses melahirkan.
Ayah terbaik: penguin
Kemampuan ayah penguin dalam mengasuh anak mereka sempat tergambar dalam film dokumenter The Penguin, pada tahun 2005. Ayah dan ibu penguin membagi tugas dalam pengasuhan anak mereka. Sang ayah penguin mengambil peranan dalam menjaga telur-telur hangat di iklim dingin Antartika.
Dalam melakukan tugas itu, ayah harus menyeimbangkan kondisi telur-telur tersebut di kaki, seperti menyelimuti telur dengan lipatan kulit mereka saat berdiri, saat suhu beku, dan ketika kuatnya hembusan angin. Sementara, sang ibu mencari makan dan menghimpun energi pasca bertelur.
Ayah terbaik: kuda laut
Kuda laut jantan sesungguhnya mengalami kehamilan. Ini terjadi karena kuda laut betina meletakkan telur-telur mereka dalam sebuah kantong khusus milik kuda laut jantan. Kuda laut jantan membawa hampir 2.000 bayi yang dapat tinggal dalam kantongnya, hingga 25 hari.
Ayah terburuk: beruang kutub
Beruang kutub tergolong spesies hewan yang terancam punah, karena jumlahnya yang semakin hari semakin sedikit. Namun, di tengah kondisi memprihatinkan dan membutuhkan perlindungan agar spesies ini tetap lestari, fenomena menakutkan justru terjadi.
Beruang kutub saling memangsa spesies mereka sendiri. Sang ayah, misalnya, tega membunuh dan memakan beruang kutub muda. Sementara itu, sang ibu pasca melahirkan harus mengabiskan 2,5 tahun untuk merawat bayi mereka, mengajarkan bertahan hidup dengan kekuatan mereka sendiri.
Sedangkan ayah beruang sama sekali tidak ikut berperan dalam membesarkan dan merawat anak. Bahkan sebuah kelompok advokasi Beruang Kutub Internasional menyatakan, "Peran ayah beruang kutub hanya untuk kawin dengan ibu. Tidak membantu mengurus anak mereka."
Ayah terburuk: monyet gelada
Sama halnya dengan beruang kutub, monyet gelada jantan juga dapat membahayakan sesama spesies yang masih muda. Mereka tidak peduli terhadap spesies mereka yang masih muda. Saat monyet gelada jantan berkelahi, mereka menggunakan bayi mereka sebagai tameng hidup
Baca juga: Mengapa Singa Disebut Raja Hutan? Ini Penjelasannya