Menyiapkan Masa Pensiun yang Tenang, Bahagia, dan Bermakna
https://www.naviri.org/2018/07/menyiapkan-masa-pensiun-yang-tenang.html
Naviri Magazine - Bekerja di perusahaan orang lain, atau bekerja secara mandiri sebagai wirausaha atau profesional, pada akhirnya akan sampai pada masa pensiun. Masa pensiun adalah masa ketika kita harus melepaskan pekerjaan yang semula menjadi rutinitas sehari-hari.
Bagi beberapa orang, pensiun menjadi saat yang melegakan, karena itu waktunya untuk bersantai setelah bekerja keras selama bertahun-tahun.
Namun bagi beberapa orang lainnya, pensiun menjadi saat yang mengkhawatirkan. Kekhawatiran inilah yang membuat mereka memiih untuk menunda pensiun. Terus bekerja memang menciptakan rutinitas dan stabilitas. Namun juga menciptakan efek yang kurang baik karena kondisi fisik terus menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Keputusan pensiun memang bersifat pribadi yang berkaitan dengan gaya hidup, kemampuan mengelola keuangan, dan kondisi finansial. Inilah beberapa alasan kenapa orang menunda pensiun.
Takut uang belum cukup
Bahkan sejak muda, takut tidak punya uang menjadi kekhawatiran utama. Bahkan meskipun sudah memiliki pendapatan tetap dan usaha sampingan. Salah satu alasan menunda pensiun adalah karena takut tabungan pensiun tidak bisa mendanai gaya hidup di saat berhenti bekerja dan kehilangan pendapatan tetap.
Di Indonesia, usia pensiun normal adalah 55 tahun, dan batas usia pensiun wajib maksimum 60 tahun. Sebenarnya, kekhawatiran belum punya cukup uang ini bisa diakali. Caranya dengan menekan gaya hidup.
Misalnya jika terbiasa makan di restoran seminggu sekali, kurangi jadi hanya dua kali sebulan. Kegiatan makan di luar bisa diganti dengan memasak di rumah bersama pasangan untuk anak cucu.
Yang kedua adalah pindah ke kota dengan biaya hidup lebih murah, seperti di Yogyakarta. Yang ketiga adalah mendapatkan penghasilan tambahan tanpa bersusah payah. Misalnya menyewakan ruangan yang tidak terpakai di rumah lewat Airbnb.
Ragu meninggalkan karier yang sudah lama dibangun
Tentu tidak mudah melepas rutinitas bekerja yang sudah dilalui selama berpuluh-puluh tahun. Apalagi jika karier atau profesi yang dijalani adalah cita-cita sejak kecil. Rasanya seperti kehilangan sebagian dari diri kita. Apalagi jika orang lain mengenal kita sebagai si pakar A, atau orang hebat di bidang B.
Tapi begitulah hidup, ada saatnya mulai dan ada saatnya berhenti. Sebenarnya, saat pensiun, kita masih bisa berkontribusi di bidang yang kita sukai. Misalnya dengan menulis artikel ilmiah, menjadi tutor bisnis, atau sekadar membuka diri pada setiap orang yang membutuhkan saran.
Jika selama ini kita selalu dilanda stres dalam bekerja, anggap saja pensiun merupakan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang kita sukai tapi tidak dapat dilakukan sewaktu masih bekerja. Misalnya berolah raga, membaca buku sepuasnya, atau jalan-jalan. Hal ini akan membuat masa tua lebih bermakna, bukan membosankan.
Tidak yakin menghabiskan tabungan pensiun
Sejatinya, tabungan pensiun memang diperuntunkkan untuk biaya hidup. Tapi ada juga orang yang justru merasa tidak yakin menghabiskan uang yang sudah dikumpulkan selama bertahun-tahun tersebut.
Kekhawatiran ini bisa diatasi dengan memiliki rencana. Hitung semua jumlah simpanan beserta aset dan investasi. Kemudian, buat rencana anggaran maksimal angka yang bisa dihabiskan setiap bulan.
Takut bosan
Meski tabungan pensiun sudah memadai, banyak yang tetap merasa stres. Alasannya karena terbiasa produktif, dan tidak tahan dengan kebosanan tanpa aktivitas berarti. Selain menekuni hobi supaya tidak bosan, kenapa tidak coba mengambil kursus atau bahkan kuliah lagi? Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Contohnya adalah yang dilakukan Bertie Gladwin.
Kakek asal Inggris ini meraih gelar master dari Universitas Buckingham bidang intelejen militer di usia 91 tahun. Kalau pernah bercita-cita mendapat gelar master namun selalu urung karena tidak mau meninggalkan pekerjaan, saat pensiun adalah waktu yang tepat untuk mewujudkannya.
Alternatif lainnya adalah memelihara hewan untuk menyibukan diri. Apalagi di saat tua, anak-anak sudah hidup mandiri. Merawat hewan peliharaan bisa membantu mengusir kesepian.
Baca juga: Ternyata, Menjadi Kaya dan Miskin Berawal dari Pikiran