Langkah Tegas Twitter Menindak dan Menghapus Akun Spam
https://www.naviri.org/2018/07/langkah-tegas-twitter-menindak-spam.html
Naviri Magazine - Twitter, sebagaimana media sosial lain di internet, kerap disalahgunakan orang-orang tertentu untuk menyebarkan spam, dengan berbagai alasan dan latar belakang. Selama ini, Twitter terkesan mendiamkan.
Belakangan, Twitter menyediakan sarana bagi pengguna untuk melaporkan akun-akun spam, untuk kemudian ditindaklanjuti. Namun, sekarang, Twitter mulai bersikap tegas dalam upaya membersihkan platform mereka dari akun-akun spam.
Twitter menyadari bahwa mereka telah menjadi pusat informasi real time, sehingga makin memastikan kualitas percakapan yang ada di platformnya. Beberapa caranya adalah dengan menangani percakapan yang mengandung kebencian, serta akun-akun yang terdekteksi spam dan melakukan penyalagunaan.
Untuk mencapai tujuan itu, Twitter memperkenalkan beberapa kebijakan baru. Salah satu yang dilakukan adalah dengan bersikap proaktif untuk mengidentifikasi akun palsu dengan mengembangkan machine learning ketimbang menunggu laporan dari pengguna.
Dengan begitu, Twitter bisa mencegah oknum jahil yang ingin memanipulasi percakapan dalam skala besar, lintas bahasa, dan zona waktu.
Dengan penggunaan machine learning ini, pada Mei 2018, twitter mampu mengenali dan menindak 9,9 juta akun spam dan bot per minggu. Angka ini naik dibandingkan bulan Desember 2017, sebesar 6,4 juta, dan September 2017 sebesar 3,2 juta.
Menariknya lagi, dengan pembaruan sistem tersebut, Twitter dapat menghapus 214 persen lebih banyak akun spam. Bahkan, jumlah laporan per hari pun menurun, dari 25 ribu per hari pada Maret menjadi 17 ribu per hari pada Mei.
Langkah yang dilakukan Twitter untuk memberantas akun-akun yang tidak bertanggung jawab tersebut adalah: pertama, memantau akun berdasarkan metrik cuitan. Jika ada akun yang mencurigakan, Twitter akan memasukkannya ke daftar ‘read-line’ hingga lolos proses pengecekan.
Kedua, memperbaiki proses pendaftaran dengan meminta akun baru untuk mengonfirmasi alamat email dan nomor telepon ketika mendaftar. Ketiga, mengaudit akun yang ada untuk melihat ada tidaknya tanda-tanda pendaftaran otomatis. Dari proses ini, Twitter mengklaim lebih dari 5.000 pendaftaran bersifat spam bisa dicegah. Keempat, memperluas sistem pendeteksian perilaku berbahaya.
Baca juga: Cara Menghemat Kuota Data Saat Membuka FB, IG, dan Twitter