Isi Surat Terakhir Kurt Cobain Sebelum Mati Bunuh Diri
https://www.naviri.org/2018/07/isi-surat-terakhir-kurt-cobain.html
Naviri Magazine - Kurt Cobain adalah penyanyi terkenal yang menjadi leader grup musik Nirvana. Grup musik itu menjadi salah satu band pengusung musik grunge yang paling terkenal di dunia. Lagu-lagu mereka didengarkan dari masa ke masa.
Yang ironis menyangkut Kurt Cobain, dia tewas di puncak kepopulerannya, dan diduga bunuh diri. Di saku celananya, saat jasadnya ditemukan telah tewas, terdapat sebuah surat berisi catatan, dan berikut ini terjemahan kutipannya.
Untuk Boddah
Karena ditulis oleh seorang tolol kelas berat yang jelas-jelas lebih pantas menjadi seorang pengeluh yang lemah dan kekanak-kanakan, surat ini seharusnya mudah dimengerti. Semua peringatan dari pelajaran-pelajaran punk rock selama bertahun-tahun. Setelah perkenalan pertamaku dengan, mungkin bisa dibilang, nilai-nilai yang terikat dengan kebebasan dan keberadaan komunitas kita ternyata terbukti sangat tepat.
Sudah terlalu lama aku tidak lagi merasakan kesenangan dalam mendengarkan dan juga menciptakan lagu, sama halnya seperti ketika aku membaca dan menulis. Tak bisa dilukiskan lagi betapa merasa bersalahnya aku atas hal-hal tersebut.
Contohnya, sewaktu kita bersiap di belakang panggung, dan lampu-lampu mulai dipadamkan, dan penonton mulai berteriak histeris. Hal itu tidak mempengaruhiku, layaknya Freddie Mercury yang tampaknya menyukai, menikmati cinta dan pemujaan penonton. Sesuatu yang membuatku benar-benar kagum dan iri. Masalahnya, aku tak bisa membohongi kalian. Semuanya. Itu tidak adil bagiku ataupun bagi kalian.
Kejahatan terbesar yang pernah kulakukan adalah menipu kalian dengan memalsukan kenyataan, dan berpura-pura bahwa aku 100 persen menikmati saat-saat di atas panggung. Kadang aku merasa bahwa aku harus dipaksa untuk naik ke panggung. Dan aku sudah mencoba sekuat tenaga untuk menghargai paksaan itu, sungguh.
Tuhan percaya kalau aku sungguh-sungguh melakukan itu, tapi ternyata tidak cukup. Aku menerima kenyataan bahwa aku telah mempengaruhi dan menghibur banyak orang. Tapi, aku hanya seorang narsis yang hanya menghargai sesuatu jika sudah tidak ada lagi.
Aku terlalu peka. Aku butuh sedikit rasa untuk bisa merasakan kembali kesenangan yang kupunya ketika kecil. Dalam tiga tur terakhir kami, aku mempunyai penghargaan yang lebih baik terhadap orang-orang. Saking cintanya, itu membuatku sangat sedih. Aku seorang Pisces yang lemah, peka, tidak tahu terima kasih, dan sedih. Kenapa kau tidak menikmatinya saja? Tak tahu.
Aku punya istri yang bagaikan dewi berkeringat ambisi dan empati, dan seorang putri yang mengingatkanku pada diriku sendiri di masa lalu. Penuh cinta dan selalu gembira, mencium siapa saja yang ditemui, karena menurutnya semua orang baik dan tidak akan menyakitinya.
Itu membuatku ketakutan, sampai-sampai aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku tidak bisa membayangkan Frances tumbuh menjadi rocker busuk yang suka menghancurkan diri sendiri dan menyedihkan seperti aku sekarang. Aku bisa menerimanya dengan baik, sangat baik, dan aku bersyukur, tapi aku telah mulai membenci semua orang sejak aku berumur tujuh tahun. Hanya karena mereka terlihat begitu mudah bergaul, dan berempati.
Empati! Kupikir itu disebabkan karena cinta dan perasaanku yang terlalu besar pada orang-orang. Dari dasar perut mualku yang serasa terbakar, aku ucapkan terima kasih atas surat dan perhatian kalian selama ini. Aku hanyalah seorang anak yang angin-anginan dan plin-plan! Sudah tidak ada semangat yang tersisa dalam diriku. Jadi ingatlah, lebih baik terbakar habis, daripada memudar.
Damai, Cinta, Empati
Kurt Cobain
Frances dan Courtney, aku akan hadir di altar (pernikahanmu). Tolong lanjutkan, Courtney, untuk Frances. Untuk kehidupannya yang akan jauh lebih bahagia tanpa kehadiranku. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu.
Baca juga: Matinya Kurt Cobain, Antara Bunuh Diri dan Fakta Misteri