Apa yang Harus Dilakukan jika Kita Hanyut di Tengah Lautan?
https://www.naviri.org/2018/07/hanyut-di-lautan.html
Naviri Magazine - Semoga kita dijauhkan dari kemungkinan mengerikan semacam hanyut di tengah lautan. Namun, ada baiknya pula kita mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan dan dilakukan, jika sewaktu-waktu kita mengalami musibah semacam itu. Karena, bisa jadi, kita menumpang kapal feri untuk menuju ke suatu tempat, lalu kapal itu mengalami masalah yang mengharuskan kita terjun ke laut.
Sekali lagi, meski kita tidak mengharapkan hal semacam itu, dan semoga tidak benar-benar mengalaminya, ada baiknya kita mengetahui apa yang harus dilakukan, jika peristiwa semacam itu benar-benar terjadi.
Untuk bisa bertahan dalam kondisi ekstrem, hal yang harus diperhatikan oleh manusia adalah oksigen, suhu badan, air, dan makanan.
“Secara umum, manusia bisa bertahan hidup tanpa makanan dalam waktu 5 hingga 6 minggu,” ujar Piantadosi Claude, profesor kedokteran dari Duke University Medical Center, Durham, North Carolina. Ia pun menyampaikan, untuk dapat bertahan hidup, yang terpenting adalah kesediaan air. Setiap hari, manusia membutuhkan setidaknya asupan cairan 1,5-2 liter.
Cara bertahan hidup di tengah laut
Ahli fisiologi dari Portsmouth University, Prof. Mike Tipton, membeberkan, saat berada dalam kondisi ekstrem seperti di tengah laut, manusia dapat memenuhi asupan cairan tubuhnya dengan mengonsumsi air hujan, setidaknya 300-500 mL setiap hari.
Jika tak ada hujan, kita bisa menggantinya dengan meminum darah kura-kura atau penyu. Biasanya, setiap 20 kilogram kura-kura/penyu akan menghasilkan 1 liter darah. Tanpa minum, umumnya manusia bisa bertahan hingga 7 hari.
“Untuk makanan, lebih baik mengonsumsi makanan berlemak dan mengandung gula,” ujar Tipton, seperti dikutip BBC. Saat berada di lautan lepas, hewan yang baik untuk dikonsumsi adalah kura-kura atau penyu, sebab daging di bawah cangkang hewan tersebut mengandung lemak yang baik untuk tubuh.
Dalam artikel berjudul “Stranded at sea? Follow This 7 Step Extreme Survival Guide”, Rich Johnson melarang kita meminum air laut, sebab kandungan garamnya dapat mempercepat proses dehidrasi, dan menyebabkan kematian. Selain air garam, manusia pun sebaiknya tidak meminum air kencingnya sendiri, karena air kencing juga bisa menyebabkan dehidrasi.
Selain itu, kita juga dianjurkan untuk tidak mengonsumsi ikan, sebab ikan memiliki kandungan protein yang tinggi. Kandungan protein pada ikan tersebut dapat mempercepat proses dehidrasi pada tubuh manusia.
Faktor lain yang tak kalah penting untuk dapat bertahan hidup di tengah laut adalah suhu tubuh. Di daerah tropis, sinar matahari dapat meningkatkan dehidrasi. Meski begitu, hipotermia juga merupakan musuh utama para survival saat berjuang di laut lepas. Untuk bisa bertahan dalam kondisi tersebut, survival harus menampung banyak air hujan. Agar tetap hidup, manusia harus mempertahankan suhu tubuhnya pada 27 derajat Celcius.
Kita pun wajib berhati-hati terhadap serangan hewan laut seperti hiu. Jika hiu hendak memangsa kita, biasanya punggung mereka akan membungkuk dan menurunkan siripnya. Hiu akan memangsa makanannya secara zig-zag. Untuk menghindarinya, kita bisa menusuk hidung, insang, atau matanya.
Baca juga: Segitiga Setan, Tempat Paling Misterius di Tengah Laut