Menyambut Gerhana Bulan Total Paling Lama di Abad 21

Naviri Magazine - Orang-orang di berbagai belahan bumi sedang bersiap-siap menyambut datangnya gerhana Bulan total, yang akan terjadi pada Sabtu, 28 Juli 2018. Gerhana yang akan terjadi merupakan gerhana Bulan total paling lama di sepanjang abad ke-21.

Terkait gerhana Bulan total, gelombang laut berpeluang mencapai puncak tertinggi, terutama di Jawa dan Sumatra. Peningkatan ketinggian gelombang laut memang selalu terjadi saat gerhana Bulan. Karenanya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Dwikorita Karnawati, meminta siapa pun waspada.

Memang, selama Mei hingga Oktober, gelombang laut lebih tinggi daripada biasanya. Setelah gerhana Bulan, kata Dwikorita, ketinggian gelombang itu akan berkurang.

Gerhana Bulan total besok berlangsung satu jam 43 menit. Namun keseluruhan proses, sejak awal hingga purna, hampir empat jam. Tepatnya tiga jam lebih 55 menit.

Selain dapat disaksikan dari seluruh Indonesia, gerhana Bulan besok juga dapat dilihat dari sebagian besar Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika Selatan. Jemaah haji di Arab Saudi dapat menyaksikan gerhana setelah magrib hingga tengah malam.

Gerhana Bulan total besok adalah yang terlama abad ini. Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaluddin, posisi Bulan di titik terjauhnya dari Bumi—bulan dan bumi diawali huruf kapital karena dalam studi antariksa merupakan nama planet.

“Jarak yang jauh membuat Bulan memasuki wilayah bayangan Bumi yang lebih besar, sehingga lintasannya melalui wilayah bayangan itu juga lebih panjang,” kata Djamaluddin.

Gerhana Bulan total besok juga merupakan gerhana terakhir tahun ini. Terakhir dalam pengertian dapat diamati.

Baca juga: Memahami Perbedaan Bintang, Meteor, dan Bintang Jatuh