Orang-orang yang Pindah Negara Demi Menghindari Pajak
https://www.naviri.org/2018/06/pindah-negara-demi-menghindari-pajak.html
Naviri.Org - Masing-masing negara memiliki peraturan mengenai pajak, yang meliputi pajak perorangan maupun pajak perusahaan. Bisa dibilang, tidak ada satu orang pun bisa yang menghindar dari pajak. Makin tinggi penghasilan, makin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan.
Ketika pajak yang harus dibayar mencapai angka sangat besar, sebagian orang kadang mulai keberatan membayar pajak. Keberatan itu lalu ditindaklanjuti dengan berbagai upaya untuk bisa menghindari pajak yang besar tersebut. Salah satunya adalah pindah ke negara lain yang menerapkan aturan pajak lebih kecil. Kisah berikut ini bisa menjadi contoh.
Pada akhir 2003, TheFacebook.com—kini bernama Facebook—butuh dana untuk membeli server. Sang pendiri, Mark Zuckerberg mendatangi Eduardo Saverin, juniornya di Harvard University. Zuckerberg meminta Saverin berinvestasi $15 ribu melalui rekening yang bisa diakses keduanya.
Zuckerberg kenal Saverin sebagai pemuda yang paham bisnis. Saverin dianggap punya koneksi pada dunia mafia Brazil. Saverin akhirnya setuju. Zuckerberg sempat menjuluki Saverin sebagai “head of the investment society”. Akhirnya, berkat dukungan Saverin, TheFacebook.com pada 2004 berhasil meluncur.
Namun, setelah itu, hubungan Zuckerberg dan Saverin renggang karena perbedaan pandangan dalam membangun Facebook. Saverin meninggalkan Facebook, tapi masih punya hak 4 persen saham Facebook, senilai $3,84 miliar. Saverin jadi kaya-raya akibat Facebook.
Namun, jadi orang kaya seperti Saverin dan Zuckerberg, termasuk entitas bisnis Facebook yang berada di AS, bukan perkara yang menyenangkan. Pemerintah Amerika Serikat (AS) menerapkan pajak yang tinggi bagi tiap warga negara, terutama yang kaya-raya. Saverin lalu melepas status kewarganegaraan AS miliknya, demi menghindar pajak tinggi.
Avi-Yonah, penulis buku “International Tax as International Law,” sebagaimana dikutip dari Forbes, mengatakan langkah Saverin melepas kewarganegaraan AS merupakan "ide yang sangat baik".
Melepas kewarganegaraan, terutama dari kalangan kaya, guna menghindari pajak selangit pemerintah AS tak hanya dilakukan Saverin. Pada 2008 lalu, ada 235 orang yang memilih melepas status kewarganegaraan AS atas alasan pajak. Pada 2011, angkanya bertambah menjadi 1.780. Kini, diperkirakan jumlahnya jauh lebih besar.
Baca juga: Cara Cerdik Google “Mengakali” Pajak yang Tinggi