NISAC, Lembaga Penting di Balik Bencana Dunia
https://www.naviri.org/2018/06/nisac-lembaga-penting-di-balik-bencana.html
Naviri.Org - Bencana adalah sesuatu yang tak terhindarkan di Bumi, karena bisa datang sewaktu-waktu, dengan alasan apa pun. Dari banjir sampai gempa bumi, dari gunung eletus sampai tsunami. Bahkan, Bumi juga memiliki “takdir kehancuran” yang dipercaya banyak orang, yaitu kiamat.
Alam semesta yang kita huni, termasuk Tata surya dan Bumi sebagai bagiannya, berumur sangat tua. Banyak teori konspirasi telah memperkirakan akhir dunia, termasuk mega-bencana yang difilmkan dalam Blockbuster movie, "2012", namun sampai sekarang prediksi akhir dunia tidak ada yang benar-benar terjadi, atau belum terjadi.
Dari mulai matahari kehilangan panasnya, planet kehilangan medan gravitasi dan saling bertubrukan, juga hujan meteorit yang sangat besar membakar seisi bumi, merupakan prediksi kiamat yang sering muncul di khalayak.
Dikutip dari laman fastcodesign.com, para ilmuwan di National Infrastructure Simulation and Analysis Centre (NISAC), AS, merancang simulasi bagaimana kiamat, atau akhir dunia ini akan terjadi. Seperti cyber attack, pandemik atau penyebaran virus global, dan badai super yang menyebabkan kehancuran dunia.
NISAC mensimulasikan respons tanggap bencana, terutama untuk mengatasi krisis bahan bakar, listrik, dan makanan, pada saat bencana besar terjadi. Bencana besar tidak hanya memakan korban jiwa, tapi juga melumpuhkan infrastruktur.
NISAC bekerja di Departement of Homeland Security sebagai bagian dari proyek PATRIOT Act, bisa dikatakan sebagai disaster estimator yang mempelajari dampak bencana terhadap infrastruktur, berapa biaya yang diperlukan, berapa korban yang akan timbul, dan reaksi pemerintah terhadap bencana.
NISAC membuat model bencana secara matematis yang luar biasa, meskipun secara visual cukup mengerikan, yaitu menyebarnya virus influenza secara pandemik di seluruh dataran AS.
Sistem yang diterapkan dikenal dengan CASoS (Complex Adaptive Systems of Systems). Program ini awalnya merupakan adaptasi simulasi nuklir yang diadakan oleh Sandia National Labs pada 1960.
Dengan berkembangnya komputer pemrosesan desain pada tahun 1960, fisikawan Edward Lorentz merintis konsep teori kekacauan bencana. Menggunakan model komputer, dia mensimulasikan cuaca bergerak di seluruh dunia. Mendesain bencana alam dengan kekacauan di dalamnya adalah sebuah ilmu baru.
Pandemik dan kebakaran hutan
Pada tahun 2005, NISAC ikut mensimulasikan menyebarnya pandemik flu burung di Amerika, termasuk juga efek sampingnya terhadap lingkungan biologi, sosial, dan ekonomi.
Tahun-tahun itu, flu burung merupakan ancaman pandemik di banyak negara. Penyebarannya tidak terduga, dan gejalanya mirip penyakit flu biasa, namun bisa berubah menjadi parah dan mematikan.
Tentunya harus dicari tahu cara untuk menghentikan penyebaran virusnya secara global. Dan secara mengejutkan, ditemukan bahwa anak sekolah merupakan tulang punggung penyebaran virus ini.
Respons pemerintah terhadap flu burung sangat luar biasa, bahkan banyak yang memberikan peringatan travel warning atau larangan berkunjung ke negara asal virus ini menyebar.
Menghentikan pandemik virus mirip cara memadamkan kebakaran hutan yang salah, mematikan api dari perbatasannya supaya tidak meluas, namun tidak mematikan api dar sumber penyebarannya.
NISAC bukan hanya sekadar lembaga pemantau cuaca, tapi merupakan lembaga penting yang memprediksikan bencana besar di kemudian hari, dan memberitahu cara bertahan pada kondisi itu, serta memberikan alternatif solusi kepada pemerintah mengatasi kondisi krisis yang terjadi.
Sebagai contoh, saat New York terkena Badai Katrina, atau sepanjang pantai terkena tsunami, lalu badai dahsyat menghantam Manhattan. Seberapa lama mereka bertahan, berapa pasokan listriknya, berapa sisa makanan, berapa banyak bantuan yang diperlukan, dan berapa banyak korban yang bisa diselamatkan. Semua prediksi bisa didesain.
Bencana tidak hanya tentang korban dan kerusakan, juga tentang bagaimana recovery atau pemulihan cepat penduduk, dan mencegah kerusakan yang lebih parah di kemudian hari.
Baca juga: Bisakah Manusia Mencegah Datangnya Bencana?