Kisah Narapidana Tak Bersalah dengan Aksi Memaafkan Luar Biasa
https://www.naviri.org/2018/06/kisah-narapidana-tak-bersalah.html
Naviri Magazine - Ricky Jackson mendekam dalam penjara selama 39 tahun. Ia baru menghirup udara bebas pada 2014, saat berusia 57 tahun. Untuk kesalahan yang tak pernah ia lakukan.
Hebatnya, ia memaafkan orang yang telah menggiringnya ke penjara.
Pada tahun 1975, Jackson dan dua temannya ditangkap atas pembunuhan seorang penagih utang di sebuah toko di Cleveland, Ohio.
Akibatnya, 2 di antara mereka, Jackson and Kwame Ajamu, ditahan selama 39 tahun. Dasar penahanan mereka adalah pengakuan saksi mata Eddie Vernon, yang saat kejadian baru berusia 12 tahun.
Belakangan terungkap, kesaksiannya palsu.
"Mereka tahu bahwa sesungguhnya saya tak menyaksikan apapun. Semuanya bohong belaka. Selama ini saya sudah menyimpan malu dan rasa bersalah di dalam, ingin melepaskannya, ingin maju dan melakukan hal yang benar," kata Vernon.
Saat menua, rasa bersalah makin besar dalam diri Vernon. Ia akhirnya mengaku pada seorang pastor bahwa ia telah berbohong pada polisi, jaksa, juga para juri di pengadilan.
Kebohongannya, yang dimulai sebagai upaya untuk menyenangkan orang lain dan 'membantu' pihak berwenang, ternyata telah menghancurkan hidup orang lain. Vernon mengaku, penyidik mengumpannya dengan sejumlah informasi dari jumlah penyerang, senjata yang digunakan, dan mobil yang dipakai untuk melarikan diri.
Atas dukungan sang pastor, Vernon menarik kembali kesaksiannya. Jackson dan Ajamu dibebaskan pada 2014.
Pada akhir 2014, Ricky Jackson dan Vernon bertemu. Yang luar biasa, tak ada kepahitan dalam pertemuan itu. Jackson tak menyalahkan penghasutnya. Ia memaafkannya. Vernon lega bukan kepalang.
Jackson memeluk dan menghibur Vernon yang berurai air mata, "Tak apa-apa, saudara. Kita berdua adalah korban. Tak apa-apa. Aku sudah memaafkanmu. Dan aku berada di sini untuk menyampaikannya langsung padamu."
Sama sekali tak mudah bagi Jackson untuk memaafkan. "Selama bertahun-tahun aku membencinya mati-matian, atas apa yang telah ia lakukan pada kami," kata dia. "Tapi aku harus melakukannya. Aku ingin melangkah ke depan, membuka lembaran baru, dan satu-satunya cara adalah dengan memaafkannya."
Luar biasa.
Baca juga: Kisah Mantan Tahanan Nazi yang Mengadopsi Cucu Komandan Nazi