Angpao, Bisnis Menjelang Lebaran yang Kini Mulai Sepi
https://www.naviri.org/2018/06/angpao.html
Naviri.Org - Saat Lebaran tiba, banyak orang memberikan angpao kepada sanak famili atau para keponakan. Angpao biasanya berbentuk uang yang dibungkus amplop khusus.
Hal itu kemudian menjadi peluang bisnis bagi sebagian pihak untuk menjajakan amplop khusus untuk angpao. Mereka menawarkan amplop warna-warni, dengan gambar-gambar lucu, sehingga pemberian angpao di hari Lebaran jadi lebih menarik, khususnya untuk anak-anak kecil yang menerimanya.
Selama bertahun-tahun, angpao telah menjadi bisnis tersendiri yang biasa muncul menjelang Lebaran datang. Peminatnya pun banyak. Namun, rupanya, bisnis angpao mulai mengalami kelesuan tahun ini, sehingga penjualannya tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Hal itu bisa diketahui dari paparan para pedagang angpao.
Menurut Adi, salah seorang penjual angpao karakter di Tanah Abang, sudah dua tahun terakhir animo masyarakat untuk membeli angpao Lebaran tidak terlalu tinggi. Mereka saat ini lebih suka berbelanja secara online dibandingkan datang langsung.
"Iya, udah sekitar dua tahun lah sepi, kayaknya mereka lebih suka beli online kali ya, dibandingkan beli ke sini langsung," kata Adi kepada media, di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Adi sudah menekuni profesi sebagai pedagang angpao eceran sejak 5 tahun yang lalu. Menurut dia, jumlah penjual yang semakin banyak juga menjadi tantangan tersendiri. Untuk dapat tetap menarik minat masyarakat, dirinya memberikan penawaran yang berbeda dari para penjual angpao lainnya.
"Ya sekarang kan yang jualan kayak gini (angpao) udah banyak, jadi mau enggak mau pakai strategi. Saya jualan angpao ini Rp 10.000 isinya 30 lembar, kalau yang lain 24 lembar doang. Enggak apa-apalah untung sedikit yang penting habis," ucap dia.
Adi mengaku, per hari dirinya mengantongi omzet penjualan sekitar Rp 500.000 atau sekitar 1.500 lembar angpao. Ia bercerita, sejak awal Ramadhan, biasanya ia langsung berbelanja angpao lebaran secara grosiran di pasar pagi. Tentunya dengan harga yang lebih murah, ia bisa meraup keuntungan yang lebih besar.
Senada dengan Adi, penjual angpao lainnya, Beni, pun merasakan hal serupa. Ia merasakan tahun ini penjualan angpao lebaran tak seramai tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, kata Beni, sepekan jelang Lebaran masyarakat sudah mulai berburu angpao, kondisi tersebut jauh berbeda dengan saat ini.
"Yah, paling kalau sekarang ramainya pas Sabtu sama Minggu doang. Mereka udah mulai beli online semua kayaknya," kata dia.
Beni bercerita, setiap hari dirinya hanya mampu meraup omzet Rp 300.000. Padahal di tahun sebelumnya, per hari Beni mampu meraih omzet sampai Rp 500.000. Beni mulai berjualan angpao lebaran dua pekan sebelum lebaran.
"Kalau sekarang mah sepi, paling sehari omzet Rp 300.000-an. Saya sih targetnya bisa ngantongin Rp 3 juta selama Ramadhan ini. Mudah-mudahan aja tercapai, apalagi kan sekarang sepi kayak gini," terangnya.
Baca juga: Dari Mana Asal Istilah "Mudik" dan "Lebaran"?