Warga Malaysia Urunan Demi Bayar Utang Negara
https://www.naviri.org/2018/05/warga-malaysia-urunan-demi-bayar-utang.html
Naviri.Org - Pemerintah di banyak negara memiliki utang, termasuk pemerintah Indonesia dan pemerintah Malaysia. Utang itu biasanya dibayar oleh pemerintah melalui pemasukan pajak dan lain-lain. Belakangan, pemerintah Malaysia memutuskan langkah drastis dalam upaya membayar utang mereka, yaitu dengan memotong gaji para menterinya. Pemotongan gaji itu akan disalurkan untuk tujuan melunasi utang negara.
Mendengar kabar Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad akan memotong 10% gaji para menterinya, masyarakat Malaysia pun menyambut dengan aksi yang tak kalah populis.
Warga Malaysia ramai-ramai menggalang dana untuk mengurangi utang negara. Aksi itu dinamai "Please Help Malaysia's' yang bergerak di media sosial.
Apakah aksi negara tetangga bisa diterapkan oleh Indonesia, mengingat utang pemerintah sudah Rp 4.180,61 triliun per April 2018?
Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yushistira, menilai aksi yang dilakukan warga Malaysia cukup brilian.
"Idenya cukup brilian dengan membuat crowdfunding pelunasan utang. Meskipun hasilnya tidak seberapa dibandingkan total utang pemerintah yang akan dilunasi," kata Bhima.
Bhima mengatakan, penggalangan dana untuk melunasi utang juga menjadi bagian pencerdasan publik terutama generasi muda. Sebab, utang jangka panjang bukan menjadi stimulus perekonomian melainkan menjadi beban ke depannya.
"Karena utang adalah pajak yang ditunda. Jika pemerintah berutang dalam jumlah besar sekarang, ke depannya akan dilunasi dari pajak generasi selanjutnya. Jadi model utang seperti itu harus dikurangi," terang Bhima.
Dengan demikian, menurut Bhima, pemerintah bisa mempertimbangkan menggalang pendanaan seperti aksi warga Malaysia yang membantu pemerintahannya demi kurangi utang negara.
"Indonesia harusnya bisa memulai hal yang sama, karena secara aplikasi fintech crowdfunding banyak pemain yang siap memfasilitasi," tutur dia.
Baca juga: Nilai Dolar Naik, Cicilan Utang Negara Makin Tinggi