Waspada, Virus Zika Bisa Menular Lewat Hubungan Seks
https://www.naviri.org/2018/05/virus-zika-bisa-menular-lewat-hubungan-seks.html
Naviri.Org - Ketika berita mengenai merebaknya virus zika terdengar di mana-mana, orang-orang sempat dilanda kesimpangsiuran mengenai dari mana asal sumber penyakit tersebut. Pasalnya, semula dijelaskan bahwa virus zika berasal dari gigitan nyamuk, lalu muncul kabar yang menyebutkan bahwa zika ditularkan melalui hubungan seksual. Belakangan dipastikan kalau virus zika ditularkan dari gigitan nyamuk.
Jadi, apakah virus zika memang tidak ditularkan dari hubungan seks? Tampaknya, jawaban untuk pertanyaan itu kini membingungkan. Karena, meski sudah diketahui secara pasti bahwa nyamuk menjadi asal virus zika, namun ternyata virus tersebut juga bisa menular melalui hubungan seks.
Seorang pria di Texas, misalnya, tertular virus zika melalui hubungan seksual. Penularan tersebut merupakan kasus pertama di Amerika Serikat yang dikonfirmasi menular lewat hubungan seks, bukan lewat gigitan nyamuk.
Pria yang tidak disebutkan identitasnya itu berhubungan seksual dengan seseorang yang baru kembali dari Venezuela. Ia kemudian menunjukkan gejala-gejala terinfeksi virus zika.
Hasil laboratorium juga menunjukkan, pria yang bukan pelancong itu terinfeksi zika. Demikian menurut pejabat kesehatan di Dallas, AS.
"Ini sangat langka, tetapi bukan sesuatu yang baru. Kami selalu mengamati bahwa ini bisa menular lewat hubungan seksual," kata Zachary Thompson, Direktur Dallas County Health and Human Service.
Virus zika pada awalnya menyebar melalui gigitan nyamuk. Namun, para peneliti juga menyelidiki kemungkinan penularan lewat hubungan seksual.
Sebelumya, ada laporan dari Colorado bahwa seseorang yang terinfeksi virus itu di Afrika menularkan ke istrinya pada tahun 2008. Virus zika juga ditemukan pada cairan mani seorang pria di Tahiti.
Pusat pencegahan penyakit AS (CDC) mengatakan akan melakukan pencegahan penularan virus ini, terutama pada wanita yang sedang hamil.
Para ibu hamil di AS juga direkomendasikan menunda perjalanan ke negara-negara Amerika Latin dan Karibia.
Di Brasil, sejak Oktober 2015, sebanyak 4.000 kasus kelahiran bayi diperkirakan disertai mikrosefali. WHO, berdasarkan rekomendasi para ahli independen, memutuskan status darurat global menghadapi serangan virus zika.
Baca juga: Ternyata, Virus Zika Telah Ditemukan Sejak Lama