Sejarah Uang: Asal Usul Bank Sentral di Amerika Serikat
https://www.naviri.org/2018/05/sejarah-uang-part-9.html
Naviri.Org - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Sejarah Uang: Kerusuhan di Amerika dan Matinya James Garfield). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
1907
Di awal tahun 1900-an, para bankir mulai tidak sabar untuk mendirikan bank sentral pribadi di Amerika. Anak Rothschild, Jacob Schiff, dalam sebuah pidato kepada Departemen Perdagangan New York, berkata, atau lebih tepatnya, mengancam:
“Kecuali kami mendapat hak pendirian Bank Sentral dengan kendali kredit yang kuat, negara ini akan menjalani penderitaan dan kepanikan finansial terbesar dalam sejarah.”
Agen Rothschild, J.P. Morgan, yang akan melaksanakan misi itu. Ayah J.P. Morgan, Julius Morgan, adalah agen finansial Amerika untuk Inggris. Setelah kematiannya, J.P. Morgan mulai bermitra dengan Edward Grenville, mantan Direktur Bank of England.
Inilah tahun saat para bankir mulai melancarkan serangan. J.P. Morgan dan beberapa temannya memprakarsai kejatuhan bursa saham. Mereka mengetahui ada banyak bank kecil yang meminjamkan terlalu banyak, sebagian bahkan cuma memiliki cadangan 1% berkat sistem penipuan fractional reserve banking. Dalam beberapa hari, orang-orang yang antre menarik simpanan mereka dari bank menjadi pemandangan biasa.
Morgan kemudian maju ke publik dan mengumumkan bahwa dia akan menalangi bank-bank itu. Yang tidak dia katakan, untuk melakukan penalangan itu adalah dengan cara mencetak uang baru. Ajaibnya, Kongres mengizinkannya!
Morgan mencetak $200.000.000 uang kertas nyaris tanpa modal, yang tidak di-backing emas sama sekali, yang bisa digunakan orang-orang untuk membeli barang-barang dan jasa, dan sebagian masuk ke bank cabangnya untuk dipinjamkan ke orang lain dengan mengenakan bunga!
Hasilnya, masyarakat umum mulai kembali percaya pada uang kertas. Tapi yang terpenting, mulai saat itu, kekuasaan perbankan mulai terkonsolidasi ke tangan sekelompok kecil bank skala besar.
1908
Dengan berakhirnya kepanikan finansial, J.P. Morgan dipuji sebagai pahlawan oleh Presiden Woodrow Wilson, yang dengan sombongnya berkata, “Semua kekacauan akan bisa dihindari bila kita mengangkat 6 atau 7 orang seperti J.P. Morgan sebagai komite untuk mengatasi masalah keuangan negara kita.”
Roosevelt juga menandatangani peraturan pembentukan “Komisi Moneter Nasional”, yang bertujuan mempelajari masalah perbankan dan memberi rekomendasi kepada Kongres. Tak perlu ditanya, anggota komisi ini dipenuhi oleh J.P. Morgan dan kroni-kroninya.
Ketua komisi itu adalah Senator Nelson Aldrich dari Rhode Island, salah satu keluarga bankir terkaya di Amerika. Putrinya kemudian menikah dengan John D. Rockefeller Jr., yang kemudian melahirkan 5 anak laki-laki (termasuk Nelson Rockefeller yang menjadi Wakil Presiden tahun 1974 dan David Rockefeller yang menjadi Ketua Council of Foreign Relations).
Senator Aldrich kemudian menghabiskan waktu 2 tahun untuk belajar ke Eropa, dan di sana dia berkonsultasi dengan Bank Sentral Inggris, Perancis, dan Jerman, atau lebih tepatnya berkonsultasi kepada Rothschild, Rothschild, dan Rothschild.
1910
Senator Aldrich kembali ke Amerika. Tak lama kemudian, dia mengadakan pertemuan rahasia dengan beberapa keluarga terkaya di Amerika, di Pulau Jekyll dekat Georgia.
Di grup itu, hadir juga Paul Warburg, yang digaji $500.000 per tahun oleh perusahaan milik Rothschild, Kuhn, Loeb & Company. Uang itu akan digunakan untuk melobi Kongres untuk mendirikan bank sentral di Amerika. Hadir juga di pertemuan itu Jacob Schiff.
Rothschild, Warburg, dan Schiff, yang keturunannya sudah saling dikawinkan, pada dasarnya telah menjadi keluarga yang sama.
Pertemuan itu sedemikian rahasia, sehingga pada saat itu hanya nama depan yang boleh digunakan para partisipan untuk mencegah para pelayan mengetahui identitas mereka. Belasan tahun kemudian, salah seorang partisipan, Frank Vanderlip, Presiden National Citibank dan representatif dari keluarga Rockefeller, mengonfirmasi pertemuan itu.
Dia berkata, “Pertemuan itu harus dirahasiakan, karena bila diketahui orang-orang bahwa kami berkumpul dan merancang Undang-Undang perbankan, maka Undang-Undang itu dipastikan tidak akan diluluskan oleh Kongres.”
Pada masa itu, masalah para bankir elit tersebut adalah terlalu banyak bank di Amerika (mendekati 20.000). Pada tahun 1913, hanya 29% bank yang merupakan bank nasional, dan total deposit yang mereka kumpulkan hanya 57% dari pangsa pasar.
Seperti yang dikatakan John Rockefeller, “Kompetisi itu dosa!”
Senator Aldrich, bertahun-tahun kemudian, mengakui di sebuah majalah, “Sebelum Undang-Undang itu disahkan, para bankir New York cuma bisa mendominasi di kota New York. Sekarang kami mendominasi cadangan uang di seluruh Amerika.”
Jadi, salah satu tujuan para konspirator itu adalah mengontrol bank-bank kecil dan menengah. Hal kedua, yang perlu diketahui, saat itu perekonomian sedemikian kuat sehingga kebanyakan ekspansi korporasi dibiayai oleh keuntungan usaha mereka, bukan lewat pinjaman bank. Sepuluh tahun pertama di abad itu, 70% sumber pendanaan korporat datang dari keuntungan usaha mereka. Dan para bankir tidak suka dengan hal itu.
Setelah pertemuan selama 9 hari di Pulau Jekyll, akhirnya mereka berhasil merancang sebuah paket Undang-Undang yang mereka sebut “Aldrich Bill”. Mereka segera mengumpulkan 5 juta dolar untuk mendirikan sebuah yayasan pendidikan, dan membiayai para profesor universitas untuk mendukung Undang-Undang itu.
Bank Sentral baru ini pada dasarnya sama saja dengan Bank of the United States, yang akan mendapatkan hak monopoli atas mata uang Amerika, dan bisa menciptakan kredit tanpa modal. Untuk memberikan kesan ke publik bahwa bank itu seolah-olah dikendalikan pemerintah, para Dewan Gubernur di Bank Sentral akan ditunjuk oleh Presiden dan disetujui oleh Senat.
Hal itu tidak masalah buat para bankir, karena mereka tahu selalu bisa membeli suara para politisi, hanya orang-orang yang mereka inginkan yang akan duduk di Dewan Gubernur.
Baca lanjutannya: Sejarah Uang: Berdirinya The Fed dan Dimulainya Pajak Rakyat