Sejarah Uang: Perlawanan Abraham Lincoln kepada Bankir Internasional
https://www.naviri.org/2018/05/sejarah-uang-part-6.html
Naviri.Org - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Sejarah Uang: Fakta di Balik Masa Depresi yang Melanda Amerika). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
1835
Konggres memutuskan untuk membatalkan pengambilan deposit negara dari Second Bank of the United States.
1836
Kartel Second Bank of the United States tidak diperpanjang. Nicholas Biddle ditangkap, dan dituntut atas tuduhan penipuan.
1838
Pada 8 Januari, Andrew Jackson membayar pembayaran terakhir hutang pemerintah. (Dia adalah satu-satunya Presiden Amerika yang pernah melunasi hutang pemerintah dalam sejarah Amerika sampai hari ini).
Seorang pembunuh bayaran, Richard Lawrence, mencoba menembak Jackson, namun tidak berhasil. Di pengadilan, dia divonis tidak bersalah atas dalih dia sudah gila. Setelah bebas, Lawrence terang-terangan mengatakan kepada publik, dia bekerja untuk sekelompok orang berkuasa di Eropa yang berjanji akan melindunginya bila dia tertangkap.
Ketika ditanya apa pencapaian terpenting yang pernah dilakukan dalam hidupnya, Jackson berkata “Penutupan Bank Sentral”
Perlu waktu 75 tahun bagi para keluarga bankir untuk bangkit kembali dan mendirikan bank sentral berikut, Federal Reserve. Kali ini, mereka menggunakan keturunan langsung mereka sendiri, Jacob Schiff, keturunan dari Rothschild.
1850
Jacob (James) Rothschild ditaksir memiliki kekayaan sebesar 600 juta Franc, lebih banyak 150 juta Franc dari seluruh bankir di Perancis dijadikan satu.
1852
Perdana Menteri Inggris, William Gladstone, mengatakan, “Sejak saya bertugas di sini, saya mulai menyadari ternyata pemerintah tidak berkuasa atas masalah finansial. Mereka memang tidak direncanakan untuk berkuasa, pekerjaan mereka sebenarnya adalah melindungi dan menutupi Kekuatan Kaya.”
1861
Perang Sipil Amerika dimulai. Penyebab perang bukan masalah perbudakan seperti yang sering dikatakan orang. Negara bagian Utara berperang dengan Negara bagian Selatan karena sengketa tarif perdagangan tidak adil yang diterapkan Utara, yang memaksa Selatan mengimpor barang dari Eropa dengan harga lebih mahal. Eropa pada akhirnya juga menghentikan impor dari Negara bagian Selatan.
Para bankir melihat kesempatan besar untuk memecah belah dan menaklukkan Amerika. Mereka membiayai Napoleon III dari Perancis untuk menaklukkan Meksiko di sebelah Selatan, dan pada saat yang sama Inggris menempatkan pasukan mereka di Kanada (Utara).
Presiden Lincoln, yang menyadari dirinya sedang dalam masalah besar, bersama Sekretaris Keuangan, Salomon Chase, pergi ke New York dan mencoba mendapat pinjaman dari bankir.
Para bankir menawarkan pinjaman dengan bunga antara 24 sampai 36 persen. Lincoln menolak dan kembali ke Washington. Lincoln kemudian bertanya kepada salah satu Kolonelnya, Dick Taylor, bagaimana cara membiayai perang ini. Taylor mengatakan padanya untuk pergi ke Konggres, dan keluarkan sebuah peraturan pemerintah tentang penerbitan mata uang kertas sendiri. Uang kertas ini adalah mata uang resmi negara, dan semua orang diwajibkan untuk menerimanya sebagai alat tukar.
1862
Lincoln mulai mencetak 450 juta dolar mata uang baru. Uang ini menggunakan tinta hijau di sisi belakang, untuk membedakan dari uang kertas lain saat itu. Karenanya, sejak itu, dolar mulai disebut dengan nama “Greenbacks”. Uang ini tidak dikenai bunga, dan dapat digunakan untuk membayar pasukan serta membeli persediaan barang.
Presiden Lincoln adalah presiden terakhir Amerika yang bisa menerbitkan mata uang tanpa hutang. Mengenai uang tersebut, Lincoln berkata, “Pemerintahlah yang seharusnya mencetak dan mengedarkan uang sesuai kemampuan belanja pemerintah dan daya beli masyarakat. Dengan mengadopsi prinsip ini, rakyat bisa dibebaskan dari bunga pajak yang sangat memberatkan. Uang akan menjadi pelayan manusia, bukan majikannya.”
Mengenai pernyataan Lincoln itu, The Times dari London kemudian menulis sebuah propaganda, yang datang dari para bankir, “Seandainya kebijakan dari benua Republik Amerika Utara benar-benar diterapkan, pemerintah akan memiliki uang tanpa ongkos. Mereka bisa melunasi hutang mereka, dan menjadi negara bebas tanpa hutang. Mereka akan memiliki semua uang yang mereka butuhkan untuk menjalankan perdagangan. Mereka akan menjadi makmur melebihi negara manapun di dunia. Pemerintahan itu harus dihancurkan, atau dia akan menghancurkan semua monarki di muka bumi.”
Baca lanjutannya: Sejarah Uang: Konspirasi di Balik Terbunuhnya Abraham Lincoln