Sejarah Uang: Konspirasi di Balik Jatuhnya Pasar Saham Amerika
https://www.naviri.org/2018/05/sejarah-uang-part-12.html
Naviri.Org - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Sejarah Uang: Konspirasi Bankir Internasional di Balik Revolusi Rusia). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
1922
Kutipan Presiden Theodore Roosevelt, yang meninggal pada 1919, muncul di harian New York Times tanggal 27 Maret, “Para bankir internasional dan Standard Oil Rockefeller mengendalikan mayoritas surat kabar, dan mereka mengusir para pegawai yang menolak bersekongkol untuk menutupi korupsi dan kekuatan tak terlihat mereka di pemerintahan.”
Menurut Walikota New York, John Hylan, “Penguasa sebenarnya Republik ini adalah Standard Oil Rockefeller bersama sekelompok kecil bankir internasional. Kelompok ini menjalankan pemerintahan Amerika demi kepentingan pribadi mereka. Mereka mengontrol kedua belah partai politik, menulis platform politik, dan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin. Mereka mengontrol mayoritas surat kabar dan majalah di negeri ini.”
1923
Presiden Warren Harding mati secara misterius. Penyebabnya mungkin keracunan maupun stroke, tetapi jenazahnya tidak pernah diotopsi. Wakil Presiden, Calvin Coolidge, menggantikannya dan melanjutkan kebijakan penurunan pajak dan peningkatan tarif impor.
Kebijakan mereka berhasil mengurangi beban hutang pemerintah federal selama Perang Dunia I sebesar 38% menjadi tinggal 16 miliar dolar. Sejak saat itu, Federal Reserve mulai membanjiri perekonomian dengan kredit murah, suplai uang tumbuh 62%.
1924
Menjelang kematiannya, Woodrow Wilson berkata, “Saya secara tak sengaja telah menghancurkan negara saya.”
1927
Bulan Juli, Gubernur Bank of England, Montagu Norman, Benjamin Strong dari Federal Reserve, dan Dr. Hjalmar Scharcht dari Reichsbank (Jerman), mengadakan pertemuan. Montagu Norman ingin agar emas Inggris yang mengalir ke Amerika selama Perang Dunia I dikembalikan ke Inggris.
1929
Bulan April, Paul Warburg mengirimkan peringatan ke kroni-kroninya, bahwa depresi sudah direncanakan pada akhir tahun. Para pemain raksasa Wall Street, seperti John D. Rockefeller, J.P. Morgan, Joseph Kennedy, Bernard Baruch, dan lain-lain, keluar dari bursa saham dan menyimpan uang mereka dalam bentuk uang tunai maupun emas.
Bulan Agustus, Federal Reserve mulai memperketat suplai uang. Pada 24 Oktober, bankir besar New York memanggil kembali piutang 24 jam mereka. Artinya, broker saham dan pelanggan mereka harus menjual saham untuk menutupi hutang mereka, tak peduli berapun harga saham saat itu. Bursa saham mengalami crash pada hari itu (The Black Thursday).
Federal Reserve mengklaim mereka akan melindungi negara dari depresi dan inflasi, namun mereka terus mengurangi suplai uang. Antara 1929 sampai 1933, mereka mengurangi suplai uang sebesar 33%.
Dalam beberapa minggu sejak crash, 3 miliar dolar kekayaan menguap. Dalam waktu satu tahun, 40 miliar dolar menghilang. Tentu saja, uang ini tidak benar-benar hilang, cuma berpindah tangan ke sekelompok kecil orang, seperti yang sudah mereka rencanakan. Sebagai contoh, Joseph Kennedy (ayah John F. Kennedy), pada tahun 1929 memiliki kekayaan 4 juta dolar. Pada 1935, kekayaannya sudah mencapai lebih dari 100 juta dolar.
Para bankir dan kroni-kroninya, yang sebelumnya sudah membeli emas sebelum crash, mengirimkan emas tersebut ke London. Artinya, kerugian dari kebanyakan rakyat Amerika tidak menghilang, cuma berpindah tangan.
Uang tersebut kemudian digunakan di negara lain, terutama lebih dari 30 miliar dolar untuk membangun kembali Jerman atas kehancuran yang terjadi pada masa Perang Dunia I, dan untuk mempersiapkan Perang Dunia II.
Menurut Louis McFadden, Ketua House Banking & Currency Committee antara tahun 1920–1931, “Pasca Perang Dunia I, Jerman jatuh ke tangan bankir Internasional. Bankir membeli dan mengontrol industri, tanah, hasil produksi, dan fasilitas publik lainnya. Mereka juga membiayai Adolf Hitler untuk mengancam pemerintahan Bruening yang mulai membangkang.”
Baca lanjutannya: Sejarah Uang: Institusi Iblis yang Memiskinkan Rakyat Amerika