Sejarah Uang: Dari Julius Caesar Sampai Kelicikan Tukang Emas
https://www.naviri.org/2018/05/sejarah-uang-part-1.html
Naviri.Org - Uang, benda yang setiap hari kita gunakan untuk membeli segala sesuatu, adalah penemuan penting yang membutuhkan waktu berabad-abad, hingga akhirnya menjadi sistem seperti yang sekarang kita kenal. Sebelum ada uang yang disepakati sebagai alat tukar, orang mendapatkan barang yang diinginkan dengan cara barter atau saling tukar barang.
Ketika sistem barter dianggap tidak lagi efektif, orang-orang mulai menggunakan emas yang dicetak menjadi koin, sebagai alat tukar atau alat bayar untuk mendapatkan barang yang diinginkan. Belakangan, penggunaan emas itu ikut mempengaruhi terciptanya sistem keuangan dunia, sekaligus mendorong berdirinya bank-bank sebagaimana yang kita kenal sekarang.
Sekali lagi, sejarah mengenai hal itu membutuhkan waktu berabad-abad. Karenanya, untuk dapat memahami sejarah uang dari awal, kita harus flashback ke masa ribuan tahun lalu, dan menelusurinya dari waktu ke waktu.
Uraian berikut ini menjelaskan sejarah dan asal usul uang, didasarkan pada buku History of Money karya Andrew C. Hitchcock. Ada beberapa artikel terpisah, dan masing-masing artikel akan saling terkait, sehingga disarankan untuk membaca secara runtut. Agar lebih ringkas dan mudah dipahami, uraian ini disusun berdasarkan tahun-tahun penting, khususnya yang terkait dengan sejarah uang di dunia.
48 SM
Julius Caesar mengambil kembali hak untuk untuk membuat koin emas dari tangan pedagang uang di zamannya, untuk kepentingan masyarakat. Dengan suplai uang baru yang berlimpah, dia memulai banyak proyek konstruksi dan pekerjaan umum. Dengan jumlah uang yang banyak, Caesar memenangkan hati rakyatnya.
Tetapi para pedagang uang membencinya, dan karena itu Caesar dibunuh. Setelah kematian Caesar, suplai uang berkurang, pajak naik, demikian juga korupsi.
Pada akhirnya, suplai uang di Roma berkurang sampai 90%, yang menyebabkan rakyat jelata kehilangan tanah dan rumahnya.
Tahun 30
Yesus Kristus untuk pertama kalinya menggunakan kekerasan untuk mengusir para pedagang uang keluar dari bait Allah.
Ketika orang Yahudi membayar pajak ibadah di Yerusalem, mereka harus membayar dengan koin khusus, setengah shekel (setengah ounce perak murni). Koin jenis itu adalah satu-satunya koin perak murni tanpa gambar raja, karenanya bagi Yahudi itu satu-satunya koin yang bisa diterima oleh Tuhan.
Sayangnya, koin ini jumlahnya tidak banyak, karena para pedagang uang mengumpulkan hampir semuanya, dan harga koin ini menjadi sangat mahal karenanya. Mereka memaksa orang-orang Yahudi untuk membayar mahal koin ini, dan mendapatkan keuntungan yang besar.
Yesus mengusir para pedagang uang ini, karena tindakan monopoli mereka yang merusak kesucian rumah Allah. Beberapa hari kemudian, Yesus disalib.
1024
Para pedagang uang memegang kendali suplai uang di Inggris, dan secara umum disebut sebagai tukang emas. Uang kertas mulai diedarkan dalam bentuk kwitansi deposit emas dari masyarakat kepada para tukang emas, karena kebanyakan orang menyimpan emas mereka kepada tukang emas.
Kertas-kertas kwitansi pun mulai diperdagangkan dan digunakan dalam perdagangan sehari-hari, karena lebih nyaman dan mudah dibawa daripada koin emas dan perak.
Lama kelamaan, para tukang emas memperhatikan bahwa hanya sebagian kecil dari para deposan yang datang mengambil kembali emas mereka. Maka para tukang emas mulai mengambil keuntungan dari sistem ini. Mereka mengedarkan lebih banyak kwitansi daripada emas yang sebenarnya mereka miliki, dan tidak ada orang yang benar-benar menyadari tindakan mereka.
Para tukang emas meminjamkan emas dalam bentuk kwitansi melebihi emas yang sebenarnya mereka miliki, dan menagih bunga atas pinjamannya kepada orang-orang.
Ini adalah awal lahirnya sistem yang kita sebut sebagai Fractional Reserve Banking, sistem di mana para tukang emas bisa meminjamkan lebih banyak uang daripada yang sebenarnya mereka miliki. Perlahan-lahan, kepercayaan diri mereka terus bertambah dan akhirnya mereka bahkan bisa meminjamkan 10 kali lipat uang (emas) yang mereka miliki di deposit.
Para tukang emas juga menemukan bahwa dengan mengendalikan suplai uang di masyarakat, mereka bisa menciptakan siklus ekonomi dengan mempermudah dan mempersulit pinjaman secara berkala.
Caranya, pada suatu ketika mempermudah pinjaman kepada orang-orang, menyebabkan jumlah uang beredar bertambah di masyarakat, kemudian mempersulit ataupun menghentikan pinjaman kepada orang-orang, mengambil kembali suplai uang yang beredar, dan menyebabkan sebagian orang kesulitan membayar.
Mengapa mereka melakukan ini? Sederhana saja, akibat dari siklus ini adalah akan ada sebagian orang yang tidak sanggup membayar. Karena tidak bisa mendapatkan pinjaman baru, orang-orang yang tidak sanggup membayar akan menyatakan bangkrut dan dipaksa menjual aset-aset mereka kepada para tukang emas dengan harga murah.
Sampai saat ini pun kita mengalami siklus ini. Siklus boom and bust, resesi, depresi, semua itu hanya kata-kata untuk membodohi dan menutupi penipuan kejahatan dari para pedagang uang.
Baca lanjutannya: Sejarah Uang: Munculnya Uang Kayu Hingga Berdirinya Bank of England