Di Karawang, Robot Mulai Menggantikan Tenaga Manusia
https://www.naviri.org/2018/05/robot-mulai-menggantikan-manusia.html
Naviri.Org - Persaingan para pekerja di zaman ini bukan hanya persaingan dengan sesama pekerja atau karyawan, namun juga persaingan dengan robot-robot dan mesin. Bagaimana pun, seiring perkembangan zaman, mesin dan robot-robot mulai masuk ke industri, dan mereka memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki manusia (pekerja).
Dalam contoh yang sederhana, robot dan mesin tidak kenal lelah, tidak perlu hari libur, tidak butuh cuti, bahkan tidak perlu dibayar. Sekali sebuah pabrik memiliki robot, selamanya robot itu akan bekerja. Fenomena semacam itu mulai tampak di Karawang, yang bisa menjadi contoh betapa dunia kerja saat ini tidak hanya berisi manusia, namun juga robot dan mesin.
Ahmad Suroto, kepala Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang, mengatakan saat ini mulai muncul gejala pengurangan tenaga manusia di pabrik-pabrik di Karawang. Menurut dia, gejala itu terlihat dari banyaknya pabrik yang lebih mengoptimalkan mesin dibanding manusia.
"Sedang muncul tren makin banyak perusahaan yang menggunakan mesin dibanding manusia. Hal itu membuat serapan tenaga kerja selalu menurun setiap tahun," ujar Suroto kepada media.
Menurut Suroto, banyak pabrik baru berdiri di Karawang, namun proses otomatisasi di pabrik-pabrik baru itu semakin dominan. Ia menambahkan, teknologi robot dan mesin yang semakin canggih makin banyak diminati industri manufaktur. "Hampir seluruh tahap produksi dikerjakan oleh mesin," kata dia
Suroto mencontohkan pabrik PT Ichii Industries Indonesia di kawasan Karawang International Insustrial City (KIIC), Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang. Pabrik yang memproduksi onderdil mobil ini hanya mempekerjakan 50 orang karyawan. "Saya harap pabrik ini lebih bisa menyerap tenaga kerja lokal," kata Suroto saat menghadiri peresmian pabrik PT Ichii.
Direktur manajer PT Ichii Industries Indonesia, Junanto Sani Saputra, mengakui di pabrik seluas 3 hektare itu hanya ada 50 orang karyawan. Ia mengatakan, dengan kapasitas produksi mencapai 8.500 unit onderdil per tahun, hampir 90 persen produksi dikerjakan oleh robot.
"Meski demikian, ke depan akan terus dikembangkan. Sesuai dengan meningkatnya jumlah pesanan dari konsumen. Semakin banyak pesanan, kami akan makin banyak membutuhkan tenaga kerja," kata Junanto kepada media.
Baca juga: Kini, Robot Sudah Menjadi Pelayan Restoran