Perjalanan Manusia dari Zaman Kuno Hingga Modern
https://www.naviri.org/2018/05/perjalanan-manusia-dari-zaman-kuno.html
Naviri.Org - Jika kita membandingkan diri kita dengan orang tua kita, kemungkinan besar kita akan mendapati sekian banyak perbedaan. Misalnya, orang tua kita tidak/kurang akrab dengan ponsel, internet, atau berbagai teknologi terkini lainnya. Kalau dengan orang tua saja kita sudah berbeda, apalagi dengan kakek/nenek kita? Apalagi dengan orang tua kakek/nenek kita?
Jika dirunut ke belakang, kita pun akan mendapati sekian banyak perbedaan antara generasi kita hari ini dengan generasi masa lalu, zaman ketika moyang kita hidup. Secara umum, perjalanan generasi ke generasi manusia manusia dibagi dalam beberapa kelompok. Pengelompokan ini dimulai dari sebelum Perang Dunia, yang kemudian berlanjut hingga di masa sekarang dengan lahirnya Generasi Z dan Generasi Net.
Yang pertama adalah Generasi Pre Baby Boom, yaitu penduduk atau masyarakat yang hidup dan menimba pengalaman hidupnya sebelum tahun 1945. Billings dan Kowalski menegaskan bahwa generasi ini merupakan generasi yang paling adaptif, mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.
Mungkin generasi ini adalah generasi di mana kepala manusia dipenuhi atau dicekoki berbagai “bahasa Ideologi” seperti sosialisme, pan-Islamisme, pan-arabisme, nazisme, fasisme, komunisme, dan lain-lain, dan setiap ideologi tersebut senantiasa melakukan pertarungan, dan puncaknya adalah dua perang besar yang meluluhlantakkan tatanan dunia, yaitu Perang Dunia I dan II.
Kedua, Generasi The Baby Boom, yaitu kelompok generasi yang hidup setelah Perang Dunia II, yaitu antara 1946 dan 1964. Disebut Baby Boom, karena pada waktu itu terjadi peningkatan angka kelahiran di seluruh dunia.
Dalam rentang ini terjadi beberapa perubahan sosial yang siginifikan, termasuk merebaknya gerakan perempuan dan gerakan hak asasi manusia. Benih-benih politik emansipatoris mulai berkecambah melalui generasi ini.
Generasi ini cenderung idealis, hidup berdikari, dan kurang bergantung pada keluarga, kerja dan pekerjaan merupakan hal yang penting bagi generasi ini. Dalam generasi ini muncullah surat kabar, radio dan TV, dan mempengaruhi opini dan keputusan mereka.
Lalu menyusullah generasi X (The Baby Bust) yaitu generasi yang lahir di antara tahun 1965 hingga 1980. Anak-anak dalam generasi ini telah terpapar oleh perkembangan riuh rendahnya gemerlap budaya pop, yaitu konstelasi budaya yang mementingkan pemuasan selera dangkal nan instan.
Budaya pop yang menjadi komoditas massif saat itu, salah satunya adalah MTV dan sejenisnya, video games, dan internet. Periode ini ditandai dengan komodifikasi budaya yang luar biasa, komoditas tak lagi hanya berupa benda, komoditas tak lagi berbentuk materi pejal (hardware), tapi komodifikasi sudah berupa sesuatu yang lebih soft.
Keempat, generasi Y (The Echo of the Baby Boom). Generasi ini lahir di antara tahun 1981 hingga 1995, dan disebut generasi millenial, karena generasi inilah yang akan mencapai umur produktif di dua dasawarsa awal abad ke 21.
Generasi ini akan menjadi populasi terbesar di Indonesia pada tahun 2020. Bahkan, kalau kita melihat data BPS RI tahun 2014 dan proyeksi terhadapnya, saat ini Indonesia telah mengalami apa yang disebut Bonus Demografi, yaitu siatuasi dimana lebih dari separuh penduduk Indonesia berada dalam umur produktif, dan tentunya generasi Y yang mengakibatkan bonus demografi ini, bahkan berlanjut hingga tahun 2035.
Akan tetapi, Lindsleyy Pollak dalam buku Becoming the Boss: New Rules for the Next Generation of Leaders, mengatakan wajar kalau generasi millenial dianggap generasi pemalas, karena mereka terlalu dimanjakan teknologi.
Kelima, lahirlah fajar generasi Z yang biasa juga dinamai Generation Net. Generasi ini lahir antara tahun 1995 hingga sekarang. Generasi Z memiliki ciri-ciri utama yang dapat dikenali.
Generasi Z adalah generasi yang memiliki akses cepat terhadap informasi dari berbagai sumber, mungkin juga karena didukung oleh infrastruktur internet dan alat komunikasi yang semakin canggih. Ciri yang lain, generasi Z adalah generasi yang multitasking dan merupakan generasi multimedia.
Generasi Z adalah generasi yang mampu dan seringkali melakukan hal-hal yang berbeda dalam waktu bersamaan, belajar sambil chatting, olahraga sambil dengar musik, nonton bioskop sambil cari tugas di HP, dan lain-lain. Dan salah satu ciri yang menonjol, generasi ini lebih menyukai interaksi online (dunia maya) dibanding interaksi offline (dunia nyata).
Generasi Z adalah anak-anak instan dan cenderung menginginkan sesuatu selesai secepat mungkin. Generasi ini juga disebut naturally gadget generation, platinum generation, bahkan ada yang menyebutnya silent generation, karena mereka lebih menyukai berinteraksi sendiri bersama gawai di kamar, dibanding berbincang dan bermain dengan sesama di dunia nyata.
Baca juga: Memahami Perbedaan Generasi Milenial dan Generasi Z